Para pemimpin dan pejabat tinggi militer Amerika dan Rusia dikabarkan tengah menggelar pertemuan rahasia untuk mengurangi ketegangan antara Rusia dan NATO. Pembicaraan rahasia dilaporkan berlangsung di Eropa Utara dengan persetujuan
Kremlin dan Gedung Putih.
Situs berita Spanyol Mil21.es, mengutip sumber-sumber intelijen anonim Eropa melaporkan pertemuan untuk negoisasi dimulai setelah Washington diduga memutuskan untuk mengubah strategi terhadap Moskow, membuat konsesi baru terkait Ukraina dengan imbalan dukungan Kremlin terhadap rencana geopolitik baru Amerika di Timur Tengah, kata sumber-sumber anonim.
Amerika Serikat membutuhkan dukungan Vladimir Putin untuk menghentikan ekspansi ISIS di Timur Tengah dan untuk “membuat beberapa perubahan” dalam pemerintah beberapa negara Teluk Persia yang mulai menjauhkan diri dari Gedung Putih setelah ada kesepakatan nuklir Washington dengan Iran.
Menurut sumber-sumber intelijen Eropa, Amerika Serikat awalnya mendukung militan ISIS dalam usaha mereka untuk menggulingkan pemerintah Suriah yang dipimpin oleh Bashar al-Assad. Pada saat yang sama, ISIS menerima dukungan finansial yang signifikan dari negara-negara Arab di Teluk Persia, khususnya Qatar dan Arab Saudi, serta dukungan logistik dari pemerintah Turki di perbatasan Suriah-Turki.
Namun, situasi segera menjadi bumerang untuk Washington. Amerika Serikat menjadi panik dengan peristiwa di Timur Tengah setelah ISIS mengumumkan pembentukan kekhalifahan Islam di wilayah itu dan mulai merekrut jihadis dari seluruh dunia, kata berita Portal Spanyol.
Badan-badan intelijen AS secara aktif bekerja sama dengan rekan-rekan mereka di Israel Mossad, yang memungkinkan mereka untuk memiliki gambaran rinci tentang segala sesuatu yang sedang terjadi di Timur Tengah. Namun, perjanjian nuklir Iran membuat Israel tidak bahagia, menyebabkan penurunan pertukaran informasi intelijen antara kedua negara. “Sekarang Washington membutuhkan sekutu baru dan sumber-sumber intelijen untuk menjaga situasi di Timur Tengah di bawah kontrol,” tulis Mil21.es yang dikutip Ria Novosti Kamis 6 Agustus 2015.
Semua faktor ini telah mendorong Washington untuk mempertimbangkan kembali strategi menuju Moskow. Dengan menemukan kompromi dengan Putin dan mendapatkan dukungan Rusia, Amerika Serikat sekarang benar-benar ingin mengatasi krisis yang sedang berlangsung di Timur Tengah, wilayah yang oleh Washington dianggap jauh lebih penting daripada Ukraina, kata sumber Spanyol.