Kekuatan militer Afghanistan benar-benar kacau pasca pendudukan 14 tahun oleh NATO dan Amerika. Setiap bulan negara ini kehilangan ribuan pasukan dengan berbagai alasan. Dari tewas, terluka dan melarikan diri dari tugas.
Pasukan tempur pimpinan AS menarik diri dari Afghanistan pada Desember 2014 setelah pendudukan 14 tahun. Operasi tempur di negara ini memberi jalan untuk AS memberikan pelatihan dan dukungan misi untuk Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan dengan program Resolute Support pada tanggal 2 Januari 2015.
“Mereka [pasukan keamanan Afghanistan] kehilangan 4.000 per bulan. Kasus terbesar adalah orang-orang yang desersi,” kata Komandan Jenderal John Campbell dalam diskusi panel di Brookings Institution di Washington, DC Rabu 5 Agustus 2015.
Campbell menjelaskan bahwa kepemimpinan yang buruk, kelelahan, kurangnya pelatihan dan kelaparan mendorong tingkat erosi yang tinggi dalam pasukan keamanan Afghanistan.
“Hal ini karena Anda memiliki tentara muda yang telah berjuang di Helmand [provinsi] selama dua atau tiga tahun dan mereka tidak memiliki waktu istirahat. Mereka mungkin tidak akan mendapatkan makanan yang layak [atau] mereka tidak memiliki kesempatan untuk berlatih. ”
Militer AS bekerja sama dengan pemerintah Afghanistan sedang berupaya untuk mempertahankan dan merekrut lebih banyak tentara.
Secara keseluruhan, Campbell mengatakan, meskipun banyak kehilangan personel, pasukan keamanan Afghanistan memiliki persenjataan, peralatan militer, pelatihan dan kepemimpinan untuk mencegah Taliban mengusir rezim Presiden Ashraf Ghani di Kabul.
“Tidak ada cara untuk Taliban, meskipun musim pertempuran yang sangat sulit ini, bahkan banyak korban jatuh mereka tidak bisa merebut kekuasaan dan menggulingkan pemerintah Afghanistan,” katanya sebagaimana dikutip Sputnik.