Awalnya, piston terkunci pada tempatnya, sehingga silinder penuh dengan tekanan. Petugas secara hati-hati memantau tingkat tekanan sehingga pada ukuran yang benar-benar tepat. Jika tekanan terlalu rendah, pesawat tidak bisa bergerak dengan kecepatan yang cukup. Tetapi jika terlalu tinggi pesawat justru bisa meluncur tanpa arah dan terjungkal.

Ketika tekanan pada posisi tepat, pilot kemudian meledakan mesin pesawat. Tetapi tidak bisa melaju karena ditahan kawat penahan. Petugas kemudian melepaskan piston bersamaan dengan lepasnya penahan. Maka seketika pesawat melesat. Pada katapel terakhir kecepatan pesawat sudah mencapai 165 kilometer per jam hanya dalam dua detik!
Jika semuanya berjalan dengan baik, pesawat menghasilkan mendapatkan kecepatan cukup lepas landas. Jika tidak, pilot mengaktifkan kursi lontar mereka untuk melarikan diri sebelum pesawat jatuh ke laut. Kasus semacam ini jarang atau bahkan belum pernah terjadi tetapi risiko itu akan selalu ada