“Arab Saudi telah menembak jatuh sekitar 40 persen dari sekitar 20 rudal Scud yang ditembakkan oleh pemberontak Houthi Yaman,” kata pejabat, yang akrab dengan masalah ini sebagaimana dikutip Kantor Berita Yonhap.
Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana Korea Selatan mendapatkan kesimpulan bahwa rudal berasal dari Korea Utara. Dia berbicara dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang berbicara kepada media.
Ekspor rudal telah lama menjadi sumber utama penghasilan Korea Utara. “Korea Utara telah menjual rudal ke Yaman dan mengirim insinyur rudal ke negara itu pada 1990-an,” kata seorang mantan pejabat Korea Utara, yang berada di posisi untuk tahu tentang penawaran lengan.
Mantan pejabat intelijen lain Korea Utara di Seoul mengatakan Korea Utara telah banyak menjual rudal Scud ke negara-negara di Timur Tengah dan mencatat Mesir adalah pusat perdagangan senjata Korea Utara di wilayah tersebut. Dua mantan pejabat Korea Utara, ini yang kemudian membelot ke Korea Selatan, meminta untuk tidak diidentifikasi, mengutip sensitivitas isu ini.
Rudal Scud-B dan rudal Scud-C Korea Utara memiliki jangkauan masing-masing 300 kilometer dan 500 kilometer, menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan.