Rafale India Kemungkinan Tertunda
Produksi Rafale

Rafale India Kemungkinan Tertunda

rafale

 

India tidak henti-hentinya didera dengan penundaan pengadaana senjata. Setelah sebelumnya izin operasional akhir Tejas II akan tertunda setidaknya setahun, kini pengadaan 36 jet tempur Rafale dari Prancis juga menghadapi risiko yang sama.

Menurut IHS Jane Defense Weekly, sumber industri menyatakan bahwa pembelian 36 pesawat tempur buatan Prancis Rafale bisa menghadapi penundaan karena biaya yang melonjak dan dan tuntutan Angkatan Udara India (IAF) untuk “menyesuaikan” platform.

“Mereka mengatakan IAF ingin beberapa avionik dan sistem senjata di Rafale dimodifikasi ulang untuk dapat menembakkan rudal jarak 80 km India Astra yang sedang dalam pembangunan, “laporan IHS Jane Defense Weekly Rabu 29 Juli 2015.

Dassault Aviation, produsen Rafale, kemungkinan juga sulit memenuhi jadwal pengiriman awal 2016-2017 karena mereka juga sudah terlanjut terikat kontrak dengan Mesir, Quatar dan Angkatan Udara Prancis, menurut defenseworld. net.

Namun, Defense News melaporkan pekan lalu bahwa Dassault sedang dalam pembicaraan dengan subkontraktor dan pemasok jet tempur Rafale untuk meningkatkan produksi dari satu sampai tiga pesawat per bulan pada tahun 2018 atau 2019.

Namun demikian, sumber yang diwawancarai oleh defenseworld.net tidak percaya bahwa peningkatan produksi menjadi tiga pesawat per bulan akan cukup untuk memenuhi jadwal pengiriman 2016-2017.Tanggal yang paling mungkin adalah pertengahan 2018.

Kontrak akhir masih dalam negosiasi dan diharapkan dapat disimpulkan paling lambat akhir 2015. Pada awal Juni, Menteri Pertahanan India Manohar Parrikar mengatakan kepada media setempat bahwa pemerintah India bermaksud untuk hanya membeli 36 pesawat. “Kami hanya membeli 36,” katanya.

Kontrak saat ini dalam proses negosiasi mencakup klausul bahwa Perancis harus menginvestasikan 50 persen dari nilai kontrak sebagai offset di India. Biaya untuk 36 Rafale – termasuk kontrak pemeliharaan dan senjata – diperkirakan sekitar $ 4,5 miliar.

Harganya jauh lebih murah karena Dassault tidak lagi berkewajiban untuk membangun pesawat di India seperti yang disepakati sebelumnya.