Navy SEAL Amerika kerap kali harus menyusup dan melakukan infiltrasi ke berbagai daerah yang paling bermusuhan di bumi. Dan sering kali mereka melakukan perjalanan di bawah air untuk melakukannya. Mark 8 SEAL Delivery Vehicle (SDV) telah digunakan dalam berbagai konfigurasi selama puluhan tahun untuk misi ini dan saat ini sedang mengembangkan dari teknologi baru yang jauh lebih mampu.
Muncullah Proteus, gagasan dari Huntington Ingalls Underwater Solutions Group, Bluefin Robotika dan Battelle. Kapal selam mini ini jauh melampaui yang lain sebagai kendaraan pengiriman personel karena bisa menjadi kendaraan”dual-mode” yang dapat beroperasi dengana tau tanpa awak untuk berbagai macam misi.
Konsep dibangun dari Large Displacement Unmanned Underwater Vehicle (LDUUV) yang masih dikembangkan Office Of Naval Research. Sebagai drone bawah air dengan ukuran besar, menjadi jelas bagi Huntington Ingalls cukup besar untuk berubah menjadi sebuah platform opsional diawaki sama dengan kendaraan pengirim milik SEAL yang telah dibangun selama bertahun-tahun.
Sebuah Proteus dilihat dari desain dapat memungkinkan pasukan melakukan serangan cepat dan kapal dilengkapi rudal dengan penampungan yang dapat dibawa kapal selam besar dan kendaraan pengiriman manusia katak dalam satu paket.
Proteus memiliki berat hanya lebih dari 8.000 pound, dan dapat membawa enam atau lebih personel dengan rentang tujuan 350-700 mil tergantung pada baterai yang digunakan. Memiliki kecepatan tertinggi 10 knot dan laju cruise 8 knot, dilengkapi dengan sonar multi-beam untuk menghindari radar dan navigasi. Kapal beroperasi pada kedalaman maksimum 200 kaki saat mode tak berawak, atau 150 kaki dengan penyelam dalam on-board.
Kapal dilengkapi dengan sepasang tiang low-profile yang terlipat di bawah ke tulang punggungnya. Ini dapat dilengkapi dengan sensor pencitraan, antena komunikasi dan navigasi array, atau mereka dapat dilengkapi untuk melakukan penyadapan dengan peralatan mata-mata canggih. Bagian tengah dari Proteus dapat dilengkapi dengan sebuah teluk besar yang dapat menahan peralatan seberat £3.600 pound dan dapat menurunkan peralatan yang ke dasar laut.
Next: Belajar dari Kegagalan
Belajar dari Kegagalan
Sejak lama SEAL menginginkan peralatan pembawa personel bawah air. Pada tahun 2000-an mereka meluncurkan program advanced SEAL Delivery System (ASD) untuk membangun sebuah kapal selam mini yang membawa personel dalam jumlah besar hingga mencapai 16 orang. Tetapi proyek mahal ini terganggu dengan masalah selama pengujian, dan biaya meroket. Hal ini menjadikan kematian akhir program tersebut pada tahun 2008 dan SEAL memilih untuk upgrade Mark 8 SEAL.
Pengalaman memalukan dari program ambisius ASD itu menjadikan Proteus muncul sebagai campuran yang tepat dari kemampuan baru dan risiko rendah, menggunakan desain yang sudah terbukti dan harga yang masuk akal untuk dibeli.
Fakta bahwa Proteus dapat beroperasi secara mandiri adalah kemampuan luar biasa karena seperti membuka konsep baru operasi. Sementara Mark 8 SDV memiliki beberapa fungsi tanpa awak, di mana ia dapat berkeliaran menunggu SEAL kembali dari misi, Proteus jauh lebih cerdas dan lebih mudah beradaptasi, mampu melakukan berbagai misi. Termasuk transportasi dan instalasi peralatan di dasar laut, deteksi ranjau, memeriksa infrastruktur bawah, dan mata-mata.
Proteus pertama kali memasuki air pada tahun 2012 dan sejak saat itu telah dievaluasi oleh Laboratorium Naval Research, Naval Surface Warfare Center, Naval Special Warfare Command dan Space dan Warfare Systems Command. Sekarang mereka akan melihat apakah Proteus yang memiliki panjang 26 kaki ini akan menyediakan kemampuan cukup sesuai dengan harganya yang mencapai US$ 0-12 juta (tergantung pada sensor).