Dengan Korps Marinir AS akan menyatakan kemampuan operasional awal untuk F-35 Lightning II Joint Strike Fighter (JSF) sebelum akhir Juli, banyak yang bertanya apakah masih ada jet tempur berawak yang diproduksi Amerika setelah ini? Atau JSF akan benar-benar menjadi pesawat tempur terakhir yang membawa manusia?
Sejarah penerbangan militer dipenuhi dengan prediksi palsu yang berkaitan dengan kematian ide tradisional pesawat tempur. Di Amerika Serikat, Vought F-8 Crusader yang dikembangkan pada pertengahan 1950-an dijuluki ‘The Last Gunslinger” dengan keyakinan setelah itu semua pesawat tempur hanya akan membawa rudal saja.
United Kingdom pergi satu langkah lebih jauh pada tahun 1957 ketika Defence White Paper berani menyatakan bahwa jet tempur berawak akan diganti sepenuhnya di tahun-tahun mendatang rudal permukaan ke udara; proyeksi yang pada salah dan terbukti justru menjadi bencana bagi sektor kedirgantaraan pertahanan Inggris.
Baru-baru ini, pada bulan April tahun ini Sekretaris US Navy (USN) Ray Mabus dengan cukup berani untuk menyatakan bahwa F-35 “Harus, dan hampir pasti akan menjadi, pesawat tempur berawak terakhir di Angkatan Laut “.
Pada era sebelumnya kematian jet tempur berawak didasarkan pada pengembangan teknologi rudal udara ke udara dan permukaan ke udara yang semakin canggih yang diprediksi menjadikan fungsi jet tempur tak diperlukan lagi. Dan sekarang, kematian pesawat ini dikarenakan pengembangan pesawat tanpa awak atau drone.
Ok, mari kita lihat faktanya. Sebenarnya, kendaraan tanpa awak sudah dikembangkan sangat lama. Jauh sebelum ada ide bahwa drone akan mengganti sepenuhnya jet tempur dengan pilot manusia di kokpit.Drone’ telah menjamur secara eksponensial sejak mereka pertama kali muncul di medan perang di awal 1980-an.
Dipelopori oleh Angkatan Pertahanan Israel sebagai sarana menetralkan sistem pertahanan udara musuh kini mereka justru lebih banyak bermain di ceruk intelligence, surveillance, and reconnaissance (ISR) di langit Afghanistan, Irak, Libya, Suriah, dan seterusnya. Selain peran ISR, UAV dari semua kelas telah memiliki kemampuan ofensif dengan amunisi terintegrasi. Dan faktanya pula drone selama ini masih jauh untuk bisa menggantikan kemampuan pesawat berawak.