Meskipun ada tekanan sanksi Barat serta devaluasi tajam mata uang rubel Rusia serta tingginya inflasi, perusahaan pertahanan Rusia justru mengalami peningkatan penjualan signifikan. Dalam daftar 100 perusahaan senjata dunia yang dirilis Defense News menyebutkan ada lonjakan pendapatan Rusia karena ekspor mencapai titik tertinggi baru.
Perusahaan pertahanan udara Rusia Almaz-Antey mengalami peningkatan pendapatan 10 persen menjadi US$9,2 miliar, naik US$883,5 juta dibandingkan 2013. The Tactical Missile Corp, pembuat sistem udara ke udara juga mengalami peningkatan dramatis sebesar 48,6 persen menjadi US$ 2,8 miliar pada 2014.
Perusahaan Rusia lainnya yang membuat peningkatan adalah United Aircraft Corp, yang membawahi Sukhoi, MiG dan Irkut yang mengalami peningkatan 7 persen menjadi US$ 6,2 miliar, Russian Helicopters mendapat pendapatan US$3,96 miliar atau naik 16 persen dibanding 2013. Sedangkan United Engine-building Company mengalami peningkatan 25 persen lebih dibandingkan 2013 menjadi US$3,3 miliar dalam 2014.
Perusahaan lain yang masuk daftar 100 perusahaan pertahanan dengan pendapatan tertinggi di dunia adalah produsen tank Uralvagonzavod, yang melaporkan pendapatan pertahanan sebesar US$ 1,54 miliar pada 2014. Mengalami kenaikan 1 persen. Produsen komponen elektronik RTI, naik 15 persen menjadi US$ 94,7 miliar.
Sedangkan konglomerat kapal Rusia, United Shipbuilding Corp menolak untuk berpartisipasi dalam peringkat.
Kenaikan ini cukup mengesankan meskipun tekanan dari krisis ekonomi Rusia dan sanksi-sanksi Barat. Faktor pendorongnya selain karena meningkatnya ekspor juga karena pemerintah Rusia sendiri membelanjakan banyak uang di kantong milite. Presiden Vladimir Putin selama satu dekade telah membelanjakan US$350 miliar untuk.000 persenjataan dan kendaraan militer. Ekspor Rusia mencapai rekor US$13,2 miliar pada tahun 2014, terus naik dari tahun ke tahun naik dalam 10 tahun terakhir.
