Washington dan sekutunya menggunakan manuver militer untuk memaksa Rusia melunakkan posisinya pada krisis Ukraina, tetapi mereka akan kecewa dan kemungkinan mereka akan menerima respon yang sama dari Moskow.
Hal itu disampaikan peneliti China Institute of International Studies (CIIS) Xia Yishan. Menurutnya latihan militer dalam rangka operasi NATO Rapid Trident-2015 di Ukraina Barat, serta kebijakan sanksi terhadap Moskow adalah instrumen politik untuk menekan Rusia.
“Di Barat diyakini bahwa latihan bersama akan memaksa Kremlin untuk melunakkan posisinya terhadap krisis Ukraina. Namun, Washington dan sekutunya akan kecewa, ” kata peneliti itu sebagaimana dikutip Global Times China Jumat 24 Juli 2015.
Yishan mencatat bahwa Moskow telah memperingatkan aliansi tentang potensi “konsekuensi ledakan” dari aktivitas militer AS di Ukraina.
Jika NATO terus memperluas skala operasi mereka, ada kemungkinan Rusia akan dipaksa untuk merespons dengan langkah-langkah yang keras.
Yishan yakin bahwa tidak mungkin untuk mencapai keamanan dan stabilitas di Eropa Timur dengan melakukan latihan militer multinasional. Selain itu, manuver ini akan merusak kredibilitas negara-negara NATO di mata Moskow.