Gudang senjata Arab Saudi sepertinya mulai kosong setelah beberapa bulan terus digunakan menggempur Houti Yaman. Negara ini telah memberikan kontrak baru kepada Raytheon sebesar US$180 juta atau sekitar Rp2,4 triliun untuk menyediakan rudal udara ke darat.
Departemen Pertahanan AS mengumumkan Sabtu 25 Juli 2015 Arab membeli rudal RUPS-154 dipandu Global Positioning System dan inframerah dengan kemampuan stand-off.
Penjualan ke Arab Saudi datang sebagai Amerika Serikat dan negara-negara Teluk Arab sepakat untuk memperluas kerjasama pertahanan di tengah kekhawatiran atas kesepakatan nuklir Iran dan kegiatan Teheran di kawasan itu, termasuk Yaman, di mana Arab Saudi sedang melakukan kampanye udara terhadap pemberontak Syiah Houthi.
Arab Saudi telah meningkat secara signifikan pembelian senjata, menjadi importir utama dunia pada tahun 2015.