
Tiga bulan setelah Angkatan Darat AS meminta upgrade perangkat keras militer, Strykers mereka yang ditempatkan di Eropa akan segera dilengkapi dengan meriam 30mm. Alasannya? Mereka minder dan khawatir dengan BMP-3 dan BTR-80 / 82 Rusia yang memiliki senjata besar.
Resimen Kavaleri ke-2 Angkatan Darat AS adalah salah satu dari hanya dua brigade tempur AS yang tersisa di daratan Eropa. Berbasis di Jerman, kekuatan ini bergerak 1.100 mil masuk ke negara Baltik pada bulan April.
Pawai ini sebagai bentuk unjuk kekuatan kekuatan militer US untuk menghadapi dugaan agresi Rusia, pawai itu melayani setidaknya satu tujuan praktis. Tetapi ternyata Stryker mereka diakui akan kalah dengan senjata yang ditanam di kendaraan transportasi lapis baja Rusia yang membawa senjata 100mm dan kanon 30mm. Angkatan Darat AS menyadari bahwa kanon 12,7 mm dari Stryker terlalu kecil.
Kolonel John Meyer, komandan unit, telah meminta upgrade 81 Stryker untuk mendapatkan canon ke 30mm. Dengan biaya sebesar US$ 3,8 juta per kendaraan. Upgrade akan segera dimulai, dan akan selesai dalam jangka waktu dari 24 sampai 36 bulan.”Menurut saya ini mendesak, ,” kata Meyer selama konferensi pers Pentagon, Rabu.
Menurut Senator Ohio Rob Portman, Angkatan Darat telah merencanakan untuk meng-upgrade Strykers pada 2020. Tapi, berbicara kepada Defense News, ia mengatakan bahwa rencana itu muncul sebelum situasi yang memburuk di Eropa dan sekarang rencana yang harus cepat direalisasikan.
Pilihan yang paling mungkin untuk Angkatan Darat adalah Bushmaster II 30mm yang dapat menghancurkan target apa pun dari tank berat, dan membuat kerusakan besar,” kata Jim Hasik, Brent Scowcroft Center senior fellow for defense kepada Defense News Kamis 23 Juli 2015.
Strykers adalah kendaraan militer terbesar AS di Eropa, tetapi laporan pada Selasa menunjukkan bahwa Pentagon dapat mengirimkan tank M1 Abrams dan kendaraan infanteri M2 Bradley ke Hongaria pada 2016.