Helm F-35 Rp5,2 M, Pilot: Keren,Tapi Saya Jarang Menggunakannya
F-35 akan jadi pesawat berawak terakhir US Navy

Helm F-35 Rp5,2 M, Pilot: Keren,Tapi Saya Jarang Menggunakannya

Beberapa waktu lalu Mayor. John Wilson, seorang F-35 dari 61th Fighter Squadron memberikan waktu wawancara kepada Christian Sundsdal dari website Krigeren yang berbasis di  Denmark.

Kala itu Mayor. Wilson mengakui A-10 Thunderbolt II akan selalu lebih baik dalam misi dukungan darat dibandingkan F-35 karena memang pesawat tersebut secara khusus dirancang untuk misi tersebut.

Baru-baru ini, Sundsdal telah menerbitkan bagian kedua dari wawancara, yang berfokus pada helm pilot yang disebut Helmet Mounted Display System (HMDS) seharga US$400 ribu atau sekitar Rp5,2 miliar yang menggabungkan FLIR (Forward Looking Infra Red) dan DAS (Distributed Aperture System) imaging, night vision dan virtual HUD (Head Up Display).

HMDS memberikan pilot semacam citra visi X-ray: dia dapat melihat ke manapun, tanpa harus menggerakkan kepala. Dengan isyarat mata pula dia bisa mengarahkan senjata. Sebelumnya juga disebutkan helm super mahal ini juga menemui masalah. Kerap visual terganggu karena guncangan ketika terjadi turbulensi atau hentakan keras ketika manuver.  Selain itu visi malam juga turn tajam dan juga terganggu ketika berbagi informasi dengan 3 atau 4 pesawat.

Namun, Wilson dalam wawancara tersebut mengaku tidak khawatir dengan segalam macam masalah yang dialami helm tersebut. Kenapa? Karena dia mengaku jarang menggunakannya. “Helm ini memang keren tapi saya tidak menggunakannya dengan sering ” katanya.

Alasannya cukup sederhana: “. Jika saya benar-benar ingin melihat apa yang di bawah saya, saya hanya akan melihat di luar, aku menggeleng.Karena itu tidak memakan waktu lebih lama bagi saya ”

Pilot menganggap helm canggih ini hanya memberikan manfaat tambahan dan kadang-kadang digunakan untuk terbang malam.  Namun, Wilson mengakui dia seorang pilot sekolah model lama, jadi mungkin ada pilot yang menggunakannya lebih sering. “Bagaimana jika Anda perlu untuk melihat ke belakang Anda?” Tanya salah satu pewawancara.

Wilson menjawab cukup yakin: “Saya akan menggunakan mata” karena “Saya harus melihat segala hal dengan mata saya sendiri” untuk menilai aspek, jarak, dan rincian lain yang Anda tidak bisa dapatkan dengan menggunakan kamera 2D.

F-16, tanpa kamera, memiliki visibilitas yang sangat baik: “Tetapi ini semacam membadningkan apel dengan jeruk,” kata Wilson untuk menegaskan bahwa F-35 dan F-16 atau F-22 dirancang untuk peran yang berbeda.

“Jika Anda terbang dengan benar dan jet melakukan apa yang seharusnya dilakukan, [musuh] orang-orang pasti mati sebelum mereka bisa menguntit di belakang Anda” komentar Wilson.

Pernyataan Wilson ini menegaskan, bahwa kemampuan tempur udara JSF didasarkan pada BVR (Beyond Visual Range),  kesadaran situasional,  kemampuan siluman dan SA, bukan di kelincahannya.