
Mendekati tenggat, pembicaraan nuklir Iran kembali dead lock alias buntu. Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan beberapa masalah rumit masih belum terselesaikan dalam pembicaraan nuklir yang berlangsung di Wina. Setengah mengancam dia memperingatkan Amerika Serikat dapat keluar dari pembicaraan jika keputusan tidak dicapai.
“Sebagian masalah berat masih belum diselesaikan. Kami tahu keputusan sulit tidak menjadi lebih mudah dari waktu ke waktu, keputusan itu harus diambil dalam waktu cepat,” kata Kerry.
Kerry memperingatkan bahwa Amerika Serikat dapat meninggalkan ruang perundingan kalau “keputusan berat” tak bisa diambil.
“Kami takkan duduk di meja perundingan selamanya,” demikian ingat Kerry. “Anda tak bisa menunggu selamanya agar keputusan diambil,” katanya.
Namun, Amerika Serikat mengatakan kualitas kesepakatan lebih penting dibandingkan dengan berlomba dengan waktu, sebab kesepakatan bersejatah harus diuji setidaknya selama satu dasawarsa.
“Kami tak boleh berdiri dan pergi semata-mata karena jam berdentang saat tengah malam,” kata Kerry. Ia menegaskan “taruhan (dalam pembicaraan itu) amat, sangat tinggi”.
Pihak Iran menilai Amerika Serikat mendorong pembicaraan nuklir ke dalam kebuntuan dengan tuntutan yang berlebihan. Hal itu disampaikan seorang diplomat Iran di Wina sebagaimana dikutip kantor berita lokal Iran, Fars.
Pihak Barat dalam pembicaraan itu, terutama Amerika Serikat, telah mengajukan tuntutan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan di Twitter, “Kami bekerja keras, tapi tidak tergesa-gesa, untuk menyelesaikan pekerjaan. Perhatikan kata-kata saya; kamu tak bisa mengganti kuda di tengah arus.”