65% Misi Jet Tempur AS di Irak-Suriah Tanpa Hasil
Two F/A-18F Super Hornets are directed into place on the flight deck of the Nimitz-class aircraft carrier USS Theodore Roosevelt (CVN 71). Theodore Roosevelt is underway conducting a composite training unit exercise with the USS Theodore Roosevelt Carrier Strike Group in preparation for an upcoming deployment. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 3rd Class Anthony N. Hilkowski/Released)

65% Misi Jet Tempur AS di Irak-Suriah Tanpa Hasil

f-16

Pesawat Amerika masih kesulitan untuk menggempur posisi ISIS dengan tepat. Kebanyakan pesawat yang terbang dalam misi tempur di Irak dan Suriah harus kembali ke pangkalan dengan senjata utuhtanpa menjatuhkan bom apapun.

“Pada konflik Afghanistan pada tahun 2012, jumlah pesawat yang kembali dengan persenjataan mereka karena tidak ada target yang ditembak adalah 83 persen,” kata Kepala Staf Gabungan Jenderal Martin Dempsey kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat Selasa 7 Juli 2015. “Dan sekarang di Irak tingkatnya 65%.”

Dempsey mengatakan hal ini menanggapi pertanyaan Senator Jeff Sessions, yang menekan Dempsey mengapa ia tidak menganjutkan Presiden Obama bahwa AS untuk menempatkan pengendali serangan di darat untuk lebih mengkoordinasikan serangan udara. “The JTAC dan Pasukan Khusus bukan peluru perak untuk menghancurkan ISIS,” kata Dempsey sebagaimana dikutip Defense News. “Peluru perak itu adalah tentara Irak.”

Kepala Komando Angkatan Udara Pusat mengatakan kepada wartawan pada bulan Juni bahwa banyak sorti US berakhir tanpa serangan karena ISIS telah membaur dengan warga sipil di Irak dan Suriah.

“Tidak pernah ada target yang mudah tersedia untuk musuh yang bercambur dengan penduduk,” kata Letnan Jenderal John Hesterman 5 Juni lalu. “Anda harus bersabar untuk menunggu waktu tepat guna membunuh mereka.”