Bak bola panas laporan tentang kekalahan F-35 dalam uji pertempuran udara melawan F-16 terus bergulir. Saling bantah terus bermunculan. Kali ini sebuah artikel yang ditulis Colin Clark di Breaking Defense pada Sabtu 4 Juli 2015 menentang laporan yang pertama kali dimunculkan oleh blog militer War is Boring tersebut. Berikut terjemahan bebas dari artikel tersebut
Apakah dogfights penting di era siluman? Bagaimana jika F-16 dapat mengatasi manuver F-35 di pertempuran udara? Apakah berpengaruh jika generasi awal F-35 tidak bisa mengatasi manuver model lanjutan dari F-16 dalam tes awal?
Begitu banyak pertanyaan. Kami akan mencoba untuk menjawab karena orang-orang di War is Boring mendapatkan sebuah dokumen panas- evaluasi pilot F-35 saattes awal F-35 melawan F-16.
Intinya dalam laporan itu disebutkan F-16 bisa outmanuever melawan F-35 dalam kebanyakan kasus selama pertempuran jarak dekat, atau apa yang kebanyakan orang disebut pertempuran udara.
Di sinilah kita bisa benar-benar rumit. Apakah itu penting? Yah, tentu saja itu penting jika pilot F-35 di pertempuran udara dan kalah. Tetapi jika Anda berbicara dengan pilot Angkatan Udara dan Angkatan Laut yang pernah menerbangkan Harrier, F/A-18 dan F-16, setiap saya bicara dengan mereka selalu mengatakan F-35 adalah pesawat yang unggul. Mereka sudah mengatakan itu ketika melakukan uji di USS Wasp. Mereka sudah mengatakan itu ketika uji di USS Enterprise dan mereka sudah mengatakan itu di lorong-lorong Pentagon dan di Fort Worth, di mana F-35 dan F-16 dibuat.
Mengapa mereka mengatakan F-35 tidak melawan F-16D yang sarat dengan bahan bakar eksternal? Mungkin Anda bertanya seperti itu. Pada dasarnya, karena pesawat itu siluman dan sensor F-35 memungkinkan untuk melihat pesawat musuh dari jauh sebelum mereka terlihat. Hasilnya? F-35 dapat mengunci dan membunuh musuh sebelum musuh tahu F-35 itu ada.
Jenderal Mike Hostage dari Air Combat Command, mengatakan kepada saya begini: “Pada saat-saat konflik masuk ke tahap awal, kita tidak bisa mengirimkan Growlers atau F-16 atau F-15E untuk lebih dekat ke lingkungan perang. Jadi sekarang saya harus menempatkan pesawat generasi kelima saya ke sana dan di situlah radar cross-section yang rendah menjadi alat penting untuk membunuh.”
Pernyataan Hostage membuat jelas bahwa F-35 bukan pesawat untuk dikirimkan dalam situasi dogfights yang panas. Sebaliknya, pesawat AS pertama yang dibangun khusus untuk menghancurkan Integrated Air Defense Systems (IADS) yanag canggih seperti S-300 dan S-400 Rusia. Pesawat ini yang akan memimpin jalan untuk kemudian disusul jet tempur lain maju dalam pertempuran udara jarak pendek.
“F-35 tidak memiliki kemampuan terbang tinggi, tidak memiliki kecepatan [seperti F-22], tetapi dapat mengalahkan F-22 dalam hal siluman,” kata Hostage kepada saya, ” F-35 diarahkan untuk pergi dan menghantam target permukaan. “Bahkan, dibutuhkan delapan F-35 untuk melakukan apa yang bisa dilakukan oleh dua F-22 pada tahap awal perang.
Radar cross section F-35 jauh lebih kecil dari F-22, tapi Hostage mengakui hal itu tidak berarti F-35 akan selalu lebih unggul dari F-22 ketika pergi berperang. Jangan remehkan pernyataan Hostage karena dia telah menerbangkan F-22, serta sebagian model F-15 dan F-16.
Saya berbicara dengan seorang pilot yang telah mengawasi ketat pengembangan F-35 dan memiliki pengalaman tempur yang luas, Dave Deptula, yang sekarang memimpin Asosiasi Mitchell Institute Angkatan Udara. Dia juga anggota Dewan Kontributor Breaking Defense. Deptula menerbangkan F-15 dan dua kali memimpin gugus tugas bersama, di Irak dan di Afghanistan.
Tentang apa yang dikatakan pilot uji dia berpendapat: “Ini menarik, tapi tidak relevan dengan masalah utilitas dan kelebihan yang sangat signifikan dari F-35 di dalam hal observability rendah, kemampuan sensor, dan integrasi informasi yang menjadikan F-35 memiliki kemampuan jauh lebih besar dibandingkan jet tempur sebelumnya. Jika seseorang dapat menargetkan dan membunuh musuh sebelum bertemu, apa yang bisa musuh lakukan di saat benar-benar bertemu itu tidak usah dipedulikan lagi [karena memang tidak akan bertemu]”
Ia percaya “Orang-orang yang anti-F-35 hanya focus tentang pertempuran di abad terakhir dengan peralatan lama yang mereka tidak dapat memahami, atau memahami sedikit informasi tentang kelebihan pesawat seperti F-22 dan F-35. ”
Dia bahkan tidak setuju F-35 atau F-22 disebut sebagai sebuah fighter atau jet tempur. “Saya sudah mengatakan selama bertahun-tahun dan akan terus melakukannya sampai semua sependapat bahwa pesawat generasi kelima bukan ‘fighters’. Mereka sensor-penghancur’ untuk berbagai jenis ancaman, dan dapat melakukan peran “F”, “B”, “A”, “RC,” “E,” EA, “dan AWACS.”
Deptula mengatakan bahwa F-35 “Dapat membuat efek yang membutuhkan puluhan pesawat lama. Dan dalam beberapa kasus puluhan pesawat lama itu tidak bisa melakukan apa yang bisa dilakukan hanya dengan satu atau dua ‘F’-22 atau’ F’-35.”
Dogfighting bukan lagi eranya. Membunuh musuh sebelum dia tahu keberadaan kita itu yang penting. “Intinya ini adalah informasi yang bodoh.”
Hal ini juga telah disampaikan dalam keterangan resmi Kantor Bersama Program F-35 yang mengatakan: “Teknologi F-35 dirancang untuk terlibat, menembak, dan membunuh musuh dari jarak jauh, tidak harus dalam jangkauan visual atau situasi dogfighting. Ada banyak kesempatan di mana empat F-35 telah terlibat empat F-16 dalam skenario simulasi tempur dan F-35 menang karena sensor, senjata, dan teknologi siluman nya. ”
Pesawat yang melakukan uji tidak memiliki sistem perangkat lunak misi yang memungkinkan untuk melihat musuh dari kejauhan dan “tidak dilengkapi dengan senjata atau perangkat lunak yang memungkinkan pilot F-35 mengubah arah senjata dengan helm, dan tembakan di musuh tanpa harus mengarahkan pesawat ke target. ”
Kesimpulan yang masuk akal dari semua ini: F-35 bukan pesawat dogfighting karena tidak dirancang untuk untuk itu. Dan pesawat itu tidak dirancang untuk menjadi petarung karena lebih baik membunuh musuh dari jarak jauh sebelum musuh dapat menargetkan Anda.