Inggris Pertimbangkan Perluas Serangan ke Suriah
Tornado Angkatan Udara Inggris

Inggris Pertimbangkan Perluas Serangan ke Suriah

tornado1

Inggris House of Commons telah memperdebatkan memperluas kampanye serangan udara melawan ISIS dari Irak ke Suriah, menyusul serangan di Tunisia pada tanggal 26 Juni yang menewaskan banyak warga Inggris.

Diputuskan oleh Parlemen pada bulan September 2015 Royal Air Force bergabung dengan koalisi pimpinan Amerika serikat untuk melawan ISIS. Namun Perdana Menteri David Cameron menyatakan Inggris sebatas melakukan serangan ke Irak. Tidak sampai ke wilayah udara Suriah.

Tetapi kini Michael Fallon, Menteri Pertahanan Inggris menyiratkan rencana untuk memperluas serangan hingga Suriah setelah serangan di sebuah resort di Tunisia. “Ini adalah hari teror yang memberikan peringatan mengerikan bahwa kita hidup di dunia yang gelap,” kata Fallon pada tanggal 2 Juli 2015 sebagaimana dikutip Flight Global.

Fallon menambahkan pihaknya telah menyimpulkan pelaku serangan Tunisia adalah kelompok ISIS yang ada di Suriah utara.

Suriah merupakan daerah sensitif secara politis untuk Inggris. Meskipun mengakui bahwa rezim Assad berkuasa telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia, namun tidak berani terbuka melakukan intervensi. Upaya campur tangan di Suriah diveto pada tahun 2013.

“Ini adalah parlemen baru dan ini adalah sesuatu yang perlu dipertimbangkan dengan hati-hati,” Fallon menambahkan. “Posisi kami tetap bahwa kita akan melakukan jika ada persetujuan parlemen .”

Fallon mencatat bahwa RAF telah melakukan sekitar 1.000 misi dan 300 serangan di Irak, dengan 30% adalah misi intelijen, pengawasan dan pengintaian yang dilakukan oleh Inggris.

Pesawat yang telah dikirimkan Inggris ke kancah perang ISIS adalah pesawat kontrol udara Boeing E-3D Sentry dan Raytheon Sentinel R1, jet tempur Panavia Tornado GR4; drone MQ-9 Reaper, tanker Airbus A330 Voyager, dan pesawat intelijen Boeing RC-135W Rivet Joint.