Tetapi sejauh ini China memang belum mampu mendorong Rusia dari Pakistan. Sebagaimana dilaporkan IHS Jane Defence Weekly dari 26 Oktober 2014 Rusia dan Pakistan telah menandatangani kontrak untuk meningkatkan kerja sama pembelian militer. Dalam perjanjian disepakati Rusia akan menyediakan 20 helikopter serang Mi-35 untuk Pakistan. Kedua negara juga mencapai penawaran pada sistem rudal darat ke uara jarak pendek Pantsyr-S1, helikopter serang Mi-28E semua dan sistem rudal 9K37 Buk Grizzly.
Dengan demikian Pakistan berencana untuk menggunakan helikopter yang dibeli dari China dan Rusia pada waktu yang sama. Beberapa sistem senjata saat ini dalam pelayanan dengan Angkatan Bersenjata Pakistan dikembangkan bersama oleh China dan Pakistan, termasuk pesawat tempur JF-17 Thunder, tank tempur utama, frigat kelas Zulfiquar F-22P, dan pesawat cepat Azmat. Kontrak lain yang direncanakan akan ditandatangani segera, termasuk kesepakatan untuk upgrade ke F-22P, kesepakatan untuk delapan kapal selam diesel-listrik versi ekspor China Type 039A kelas Yuan kapal selam, dan kapal rudal Tipe 022.
Rusia, untuk sebagian, tampaknya mencoba untuk bergerak di atas klien tradisional China, termasuk Thailand, Myanmar dan Pakistan. Dan pada waktu bersamaan China juga masuk ke ngera-negara tersebut sehingga wajar jika ada anggapan China berusaha menggusur Rusia di pasar senjata. Karena mereka juga menyadari untuk melawan China atau Eropa akan sangat sulit karena sangat dipengerahui sikap politik negara penggemar senjata Amerika atau Eropa.