Prancis dan Tunisia Diserang, Inggris Bergegas Rapat
Polisi Prancis mengamankan seseorang setelah terjadi serangan di pabrik gas

Prancis dan Tunisia Diserang, Inggris Bergegas Rapat

Salah satu pelaku penembakan di pantai Tunisia ditangkap
Salah satu pelaku penembakan di pantai Tunisia ditangkap

Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan komite tanggap darurat Inggris akan mengadakan pertemuan untuk membahas serangan di Prancis dan Tunisia Jumat 26 Juni 2015.

Ia menyampaikan  duka atas serangan di pabrik gas Prancis dan mengatakan akan berbicara dengan pemerintah Tunisia untuk menyampaikan belasungkawa atas penembakan di hotel pantai kawasan wisata Sousse, yang menewaskan 27 orang.

“Itu ancaman yang kita hadapi. Peristiwa itu terjadi di Prancis dan Tunisia hari ini, tetapi bisa saja terjadi di mana saja. Kita semua menghadapi ancaman ini,” katanya kepada wartawan.

Ia mengatakan, tim tanggap darurat Inggris, Cobra akan rapat pada  Sabtu waktu Indonesia untuk memastikan mereka melakukan segala sesuatu yang dapat dikerjakan bersama negara-negara lain”.

Sedikit-dikitnya 27 orang tewas, termasuk wisatawan asing, ketika orang bersenjata melepas serentetan tembakan di hotel tepi pantai di kawasan wisata terkenal Sousse, Jumat 26 Juni 2015.

Polisi Prancis mengamankan seseorang setelah terjadi serangan di pabrik gas
Polisi Prancis mengamankan seseorang setelah terjadi serangan di pabrik gas

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tunisia mengatakan polisi masih membersihkan tempat di sekitar hotel Imperial Marhaba itu dan jasad tersangka penembak tergeletak di tempat dengan senjata api Kalashnikov, setelah ia terkena tembakan balasan, kata sumber keamanan di tempat kejadian tersebut.

Sementara di Prancis serangan terjadi di pabrik gas Prancis bagian timur pada Jumat, menyebabkan seorang korban terpenggal dan dua lagi cedera akibat ledakan. “Temuan sementara menunjukkan satu atau beberapa orang menumpang kendaraan, yang dilarikan ke pabrik dan kemudian terjadi ledakan,” kata sumber dekat dengan penyidik.

Presiden Prancis Francois Hollande, yang berada di Brussel untuk mengikuti pertemuan Puncak Uni Eropa, bergegas pulang untuk menangani masalah tersebut.

Pembunuhan itu terjadi hampir enam bulan setelah serangan di kota Paris yang menyebabkan 17 orang terbunuh pada Januari lalu diawali dengan penembakan di kantor redaksi majalah Charlie Hebdo.