Apakah Arab Ditakdirkan Kalah di Yaman (II): Mesir Juga Pernah Dipermalukan

Apakah Arab Ditakdirkan Kalah di Yaman (II): Mesir Juga Pernah Dipermalukan

Typhoon Angkatan Udara Arab Saudi
Typhoon Angkatan Udara Arab Saudi

 

British Royal Air Force bukan satu-satunya kekuatan kekaisaran di Arab Selatan yang mencoba untuk menggunakan kekuatan udara untuk mendominasi oposisi suku. Pada tahun 1960, Mesir mentransfer hampir sepertiga dari kemampuan udara ke Yaman Utara untuk mendukung republik yang masih muda yang didirikan pada tahun 1962.

Namun keberhasilan juga sangat sedikit karena alasan medan juga. Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser bahkan pergi jauh dengan penggunaan otorisasi gas beracun untuk menggempur gua-gua persembunyian  dan menarik oposisi bertempur secara terbuka dan setelah itu baru dibombardir.

Superioritas udara adalah terpenting dari model strategi Mesir mempertahankan perimeter defensif segitiga di sekitar tiga kota utama Yaman Utara yakni Hodeidah, Sana’a, dan Taiz. Tetapi gerilyawan secara  ofensif menguasai daerah pedesaan dan pegunungan sekitarnya.

Faktor penghambat lain Inggris dan Mesir gagal karena berada di bawah tekanan politik untuk membatasi jumlah korban.  Pemboman terbatas untuk mencapai tujuan militer yang nyata. Pemboman udara hanya menjadi api propaganda dan ketidakpercayaan musuh terhadap kemampuannya.

Kedua Inggris dan Mesir dipaksa untuk membuat penarikan memalukan pada akhir tahun 1967, meninggalkan negara gagal di belakang mereka.

Arab Saudi dan koalisinya dari negara-negara Arab dan Afrika tampaknya akan mengambil jalan yang sama seperti kebijakan gagal kekaisaran tahun 1960-an. Kampanye udara Saudi pada awalnya disambut dengan antusias hangat oleh anggota Gerakan Selatan Yaman dan pendukung rezim Yaman yang digulingkan, tapi masih diakui secara internasional Presiden, Abd Rabbuh Mansur Hadi.

Banyak yang khawatir dengan kecepatan gerakan Houthi mengambil kendali pemerintah di Sana’a dan dan memperluas kehadiran militer mereka ke selatan dalam mengejar Hadi dan pendukungnya. Dua setengah bulan kemudian, kampanye pemboman Saudi telah berkembang dari serangkaian serangan taktis untuk memperlambat serangan militer Houthi dalam kampanye pemboman dendam terhadap lawan-lawan politik Arab di Yaman. Banyak serangan udara menargetkan rumah sipil milik keluarga Saleh dan teman-temannya, pabrik yang mencurigakan dan sipil dan bandara di seluruh negeri, yang nilai secara militer dipertanyakan. (Bersambung)