Revolusi dalam Revolusi; Bagaimana Perempuan Kurdi Bertempur Melawan ISIS

Revolusi dalam Revolusi; Bagaimana Perempuan Kurdi Bertempur Melawan ISIS

ypgTumbuh di sebuah masyarakat di mana itu tak terbayangkan bagi pria dan wanita untuk berjuang bersama-sama, pasukan perempuan Kurdi YPG terlibat dalam pertempuran panjang dan melelahkan dengan ISIS. Mereka telah memulai revolusi mereka sendiri.

Dalam film dokumenter berjudul “Her War: Women Vs. ISIS” yang dibuat Russia Today tergambar bagaimana pasukan ini bertempur sampai titik darah penghabisan. Dan mereka telah menjadi kelompok yang paling dihindari oleh ISIS.

Film yang dibuat selama tiga minggu oleh tim Dokumenter RT di sebuah kamp pelatihan dijalankan oleh YPG, di perbatasan dengan Irak yang hanya tiga kilometer dari garis depan.

Gulan, 18, gadis yang berasal dari kota yang didominasi Kurdi, Serekaniye, yang berbatasan dengan wilayah yang dikendalikan oleh ISIS, mengatakan bahwa dia mengangkat senjata untuk melindungi keluarganya.

“Aku akan pergi melawan musuh untuk menjaga ayah saya aman di rumah dan membuat dia bangga,” katanya.

Menanggapi keputusan anak gadisnya itu, Ayahnya memberi pesan yang mungkin terdengar kontroversial: “Jangan terjebak [terkepung dan tertangkap]. Tetapi jika itu terjadi, simpanlah peluru terakhir untuk diri sendiri [bunuh diri] ”

Setelah menguasai Palmyra, ISIS kini memiliki setengah dari Suriah di bawah kendali bersama dengan bagian-bagian penting dari Irak. Kurdi telah memerangi berbagai kelompok garis keras termasuk ISIS sejak Juli 2013.

Militan ISIS terus mengamuk di Suriah dan Irak, dan dikabarkan telah menculik ratusan perempuan untuk dijadikan budak.  Para militan telah melakukan berbagai tindak genosida terhadap Yazidi. Tetapi ISIS juga sangat berhati-hati jika berhadapan dengan pasukan perempuan. “Bagi militan ISIS, jika dibunuh oleh seorang wanita berarti akan masuk neraka,” kata Chichek, anggota pasukan perempuan Kurdi lain yang baru berusia 16 tahun.

“Itu sebabnya mereka menghindari peluru perempuan,” tambahnya. “Ketika militan ISIS mendengar suara perempuan mereka menjadi sangat takut.”

Chichek lari dari rumah di Turki untuk bergabung dengan YPJ setelah orangtuanya berusaha memaksanya untuk menikah dengan pria yang tidak dia cintai.

kurdi wanita

“Kami tumbuh dalam masyarakat di mana wanita seharusnya ibu rumah tangga, di mana orang-orang menganggap mereka properti dan kehormatan mereka. Dan wanita bahkan tidak diizinkan meninggalkan rumah, “kata komandan Kurdi pria Roni. “Bagi perempuan, menikah seperti pergi ke penjara.”

Dia mengatakan bahwa wanita YPJ ingin membuat “masyarakat baru”, menambahkan bahwa sebelum itu “tak terpikirkan” untuk pria dan wanita untuk menjadi teman atau berjuang bersama-sama. “Wanita-wanita ini bergabung melawan ISIS adalah sebuah revolusi dalam revolusi,” tambahnya.

Kurdi adalah kelompok etnis, budaya dan bahasa yang berhubungan dengan Iran, yang tidak memiliki negara sendiri. Wilayah Kurdistan mencakup bagian yang berdekatan dari Iran, Irak, Suriah, dan Turki.

Komandan YPJ Tolheldan mengatakan bahwa para pejuang Kurdi mencoba untuk membangun sebuah “hidup berdasarkan kesetaraan” dan tidak “hanya berpikir tentang Kurdi, tapi seluruh umat manusia.”

“Kawasan ini sangat miskin, tetapi Kurdi yang termiskin dari semua ini,” katanya. “Itu motivasi mereka untuk berjuang untuk masa depan yang bebas. “