Amerika Serikat dan Rusia akan mengantar era perlombaan senjata nuklir baru. Presiden dan Pendiri Universitas Amerika di Moskow dan Profesor di Moscow State dan Universitas Nasional Riset Nuklir, Profesor Edward Lozansky memperingatkan, bahwa dengan “menghukum” Rusia dengan tuduhan keterlibatan Ukraina, Washington menembak kakinya sendiri.
Konfrontasi AS-Rusia atas Ukraina mendorong negara-negara terhadap krisis politik yang mendalam, bahkan lebih buruk dari pada masa Perang Dingin.
“Masyarakat umum sadar bahwa dua mantan negara adidaya di era Perang Dingin menghadapi kebuntuan di bidang politik, ekonomi dan informasi. Tapi memang belum ada bukti yang cukup bahwa mereka beresiko meluncurkan perlombaan senjata nuklir baru. Ada perjanjian yang masih mengontrol mereka, ” tekan profesor itu seperti dilansir Sputnik Senin 22 Juni 2015.
Tetapi Profesor ini menilai Washington telah mengambil langkah pertama menarik diri dari perjanjian pembatasan rudal nuklir 1972 pada tahun 2002, “Amerika menjadi negara pertama sejak Perang Dunia II yang keluar dari perjanjian pengawasan senjata utama.”
Selain itu, beberapa tahun kemudian AS menggebrak dengan pengembangan dan penyebaran Sistem Pertahanan Rudal Balistik di Eropa dengan unsur-unsur di dekat perbatasan Rusia.
Selain itu, profesor meminta perhatian ekspansi NATO ke timur segera setelah runtuhnya Uni Soviet. Meskipun Pakta Warsawa, organisasi pertahanan bersama Uni Soviet dan sekutu terdekatnya Eropa, dibubarkan pada tahun 1991, NATO telah meningkatkan keanggotaannya dari 12 menjadi 28 negara sejak saat itu, saat ini memiliki aksesi Georgia dan Ukraina di mejanya.
“Amerika Serikat juga terus menempatkan persenjataan nuklir besar di beberapa negara Eropa, dan NATO memiliki keunggulan besar atas Rusia dalam hal senjata konvensional,” sorot Lozansky.
Lozansky menekankan bahwa kekhawatiran terhadap Moskow tidak berdasar, mengutip pakar keamanan terkemuka Keir Giles dan Andrew Monaghan, yang mengatakan: “Dilihat dari Moskow, sejarah pengembangan [rudal balistik] AS adalah salah satu inkonsistensi, ketidakpastian, dan jaminan yang diragukan. ”
Apa yang membuat hal-hal lebih buruk, ketegangan saat ini atas Ukraina serta penumpukan militer NATO di Eropa Timur dapat mendorong kedua negara untuk menarik diri dari Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Treaty atau perjanjian rudal nuklir jarak menengah yang sudah susah payah disepakati oleh Presiden Reagan dan Gorbachev pada tahun 1987.
Jurang antara negara-negara berkembang, karena pemerintahan Obama menghentikan kerjasama AS-Rusia di sejumlah bidang penting, termasuk keamanan, untuk “menghukum” Moskow. Namun, dengan langkah ini Washington telah jelas menembak dirinya kakinya sendiri.
“Kerja sama AS-Rusia adalah mutlak penting ketika berhadapan dengan beberapa isu keselamatan dan keamanan nuklir seperti ancaman penyelundupan nuklir dan terorisme nuklir, dan membatasi penyebaran senjata nuklir,” kata Siegfried Hecker, mantan kepala Los Alamos National Laboratorium, seperti dikutip professor tersebut.
Jadi mungkin sekarang situasi selayaknya akan balap lari, “Bersedia…Siap…Go!” dan adu balap senjata nuklirpun dimulai