Mitra NATO Amerika, Jerman dan Perancis, menentang rencana penempatan rudal nuklir AS di Eropa, media Jerman melaporkan pada Jumat 19 Juni 2015.
Washington menyampaikan ide penempatan rudal nuklir dalam pertemuan menteri pertahanan NATO pada bulan Februari, tulis Der Spiegel majalah berita Jerman.
Washington juga sedang mempertimbangkan kemungkinan penyebaran ICBM nuklir di Eropa dalam menanggapi dugaan pelanggaran Rusia terhadap perjanjian rudal nuklir Jarak Menengah 1987.
AS juga menuduh Rusia telah melakukan pengujian rudal jelajah R-500, dengan rentang perkiraan 500 kilometer, dan rudal balistik RS-26.
Namun, Bundesnachrichtendienst (BND), badan intelijen asing Jerman, menilai sejauh ini “tidak melihat perubahan substansial terhadap bahaya” yang ditimbulkan oleh Rusia.
Mengutip wakil kepala BND Guido Müller yang disampaikan ke pertemuan rahasia ke parlemen majalah itu juga mencatat pernyataan Presiden Putin tentang rencana Rusia mengakuisisi 40 rudal antarbenua dinilai tidak lebih dari “propaganda,”
Menurut Müller, rencana perbaikan Rusia sudah dikenal, tetapi analis di BND percaya peluang keberhasilan tidak tinggi: dari sudut pandang teknis, modernisasi 40 hulu ledak nuklir dalam periode waktu yang singkat hampir tidak mungkin.
Berlin khawatir bahwa Eropa bisa sekali lagi menjadi ajang konfrontasi Timur-Barat baru dengan Jerman sebagai medan pertempuran yang paling mungkin. Sehingga penempatan rudal nuklir AS di Eropa hanya akan memperburuk keadaan.
Tetapi Eropa sepertnya sepakat jika Washington mengirim pasukan untuk menjaga perbatasan. Dan Jerman juga akan mendukung dengan sekitar 100 tank tempur. Menteri Pertahanan AS Ashton Carter diharapkan untuk membahas rincian dengan Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen selama kunjungannya pada hari Senin nanti.