Menjelang kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi ke Rusia pada tanggal 7 Juli, Departemen Pertahanan berharap masalah program bersama pembangunan jet tempur generasikelima atau Fifth Generation Fighter Aircraft (FGFA) bisa mencapai kesepakatan akhir dengan Rusia, kata seorang sumber Kementerian Pertahanan.
FGFA dikembangkan dan diproduksi bersama-sama oleh India dan Rusia dan perjanjian pembangunan awal ditandatangani pada tahun 2011 antara Rusia United Aircraft Corp (UAC) dan India Hindustan Aeronautics Ltd (HAL) dengan masing-masing menanggung biaya 50% yakni US $ 250 juta untuk biaya pengembangan awal.
Namun, kesepakatan akhir belum juga tercapai. Salah satunya karena tingginya biaya yang harus dikeluarkan India yakni mencapai US$ 6 miliar. Tetapi menurut sumber bukan masalah anggaran saja tetapi juga terkait tentang pembagian kerja serta pesananan khusus pesawat dua kursi.
Namun kali ini Kementerian Pertahanan ingin mencapai kesepakatan, dan tidak akan bersikeras pada berbagai masalah tersebut dan akan setuju untuk pengiriman pesawat single-seater dari sebelumnya dari dua kursi, sumber tersebut menambahkan. Pesanan pasti sebanyak 154 FGFA juga akan dimasukkan dalam draf perjanjian, kata sumber itu.
Analis pertahanan mengatakan bahwa meskipun penundaan, proyek FGFA tidak akan dibatalkan. “Pada saat ini, mengingat geopolitik internasional berlangsung dan cepat- buku pesanan ekspor pertahanan Rusia, sangat tidak mungkin bahwa Rusia akan mengambil atau meninggalkan FGFA,” kata Kapil Kak, analisis militer India sekaligus pensiunan Marshal Indian Air Force sebagaimana dikutip Defense News Rabu 17 Juni 2015.
“Rusia memerlukan FGFA untuk industri mereka tetap kompetitif dengan sistem Barat, mengurangi biaya pengembangan dan menjamin pelanggan ekspor; India melihatnya sebagai cara untuk mengatasi ketidakseimbangan Angkatan Udara India dengan China yang terus membangun pesawat generasi kelima”
Seorang diplomat Rusia mengatakan kekhawatiran India mengenai kinerja pesawat akan rendah dapat diatasi dan beban kerja juga akan diberikan secara bertahap ke India seiring penyerapan teknologi.
FGFA India akan didasarkan pada Platform T-50 Rusia yang sudah dalam tahap prototipe untuk digunakan oleh Angkatan Udara Rusia dan rencananya akan dilantik pada tahun 2016 atau 2017.
India dikabarkan ini 40 perubahan pada prototipe Rusia dan memiliki preferensi untuk pesawat dua kursi yang Rusia sulit untuk memenuhinya.
Selain itu mencuat isu soal pembagian kerja antara India juga meminta pembagian kerja menjadi 50 persen bukan 20 persen seperti perjanjian semula.
“Penandatanganan kontrak terutama didasarkan pada kesepakatan tentang pembagian kerja pada penelitian dan pengembangan. Sementara Rusia telah memimpin dalam hal ini dan prototipe Rusia sudah terbang, tampaknya ada kebuntuan pada aspek ini antara HAL dan Rosoboronexport atas nama UAC, ” kata Daljit Singh, seorang pensiunan Jenderal Angkatan Udara India.
Singh mengatakan fitur penting dari FGFA untuk Rusia dan India akan tetap sama. “Desain dasar dari pesawat ini akan didasarkan pada fitur siluman, super-cruise dan super-manuver, dan ini akan tetap sebagai desain dasar,” kata Singh.