PLTN Terapung
Pada bulan April 2015, Badan Tenaga Nuklir Nasional Indonesia (BATAN) mengumumkan RENUKO, Konsorsium Indonesia-Rusia dengan partisipasi anak perusahaan Rosatom, sebagai pemenang tender untuk konsep desain reaktor riset multifungsi bersuhu tinggi dengan pendingin gas berdaya 10 MW di Indonesia.
Dalam forum ATOMEXPO, delegasi Indonesia menunjukkan ketertarikan serius terhadap PTLN terapung Rusia dan pembangkit listrik bergerak lainnya. “Rosatom sedang menyelesaikan pembangunan PTLN terapung pertama di galangan kapal Baltiyskiy. Tahun depan PLTN itu akan diserahkan. Jadi, akan ada referensi teknologi untuk itu,” ujar Aleksandr Uvarov.
Pembangkit energi terapung dapat digunakan di daerah-daerah terpencil di pinggir laut atau sungai-sungai besar. Teknologi ini menjadi sebuah daya tarik besar bagi negara-negara kepulauan. Selain itu, PLTN terapung ini merupakan objek pembangkit energi mandiri dengan fasilitas tempat tinggal dan infrastruktur yang lengkap. Pembangkit listrik ini dapat dihubungkan ke infrastruktur-infrastuktur di pinggir pantai atau bahkan dilabuhkan di dekat pusat kebutuhan energi listrik.
PLTN terapung mampu memberikan pasokan energi listrik tidak hanya di titik-titik penduduk dengan akses terbatas saja, tetapi juga pada objek-objek industri skala besar di setiap wilayah perairan, seperti platform kilang minyak lepas pantai. Selain itu, PLTN terapung pun dapat bekerja di titik-titik rawan gempa.