
Al Qaida mengkonfirmasi penglima tertinggi cabang organisasi itu di Yaman yang juga pemimpin kedua tertinggi jaringan Al Qaida secara global tewas dalam serangan pesawat nirawak Amerika Serikat.
Kematian sosok bernama Nasir al-Wuhayshi itu menjadi pukulan terbesar kedua bagi Al Qaida sejak Osama bin Laden tewas. Selain harus menghadapi Amerika Serikat, kelompok itu juga kesulitan menghadang laju seteru sesama kelompok garis keras ISIS.
Wuhayshi “terbunuh oleh pesawat nirawak Amerika Serikat bersama dua mujahidin lain”, kata tokoh Al Qaida Khaled Omar Batarfi.
Jaringan Al Qaida di Yaman (AQAP) telah mengangkat komandan militer Qassem al-Rimi sebagai pemimpin baru.
Sebelumnya pihak Amerika Serikat mengaku tengah menyelidiki laporan intelejen yang menyebutkan kematian Wuhayshi dalam sebuah serangan pesawat nir-awak pada 9 Juni lalu.
Wuhayshi telah lama diburu oleh Washington yang menyediakan hadiah senilai US10 juta dolar AS untuk setiap informasi yang membantu penangkapan ataupun pembunuhan terhadap tokoh tersebut.
Wuhayshi adalah mantan pembantu bin Laden. Dia memulai karirernya di Al Qaeda melalui pelatihan militer Al Farouk di Afghanistan pada akhir 1990an.
Dia dikabarkan terbang ke Iran pada 2002 namun kemudian ditangkap dan diserahkan kepada Yaman. Di negara itu Wuhayshi ditahan sampai 2006 saat dia melarikan diri bersama 22 tahanan lainnya.
Pada 2007, Wuhayshi diangkat menjadi pemimpin tertinggi AQAP, cabang Al Qaeda yang paling berbahaya menurut penilaian Washington. Saat bin Laden terbunuh pada 2011, Wuhayshi mengancam Washington bahwa Al Qaeda akan menjadi lebih berbahaya dari sebelumnya. “Apa yang akan terjadi nanti adalah hal yang semakin besar dan buruk, dan apa yang menunggu Anda adalah hal yang lebih menyakitkan,” kata dia.
Selain penembakan di kantor Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang, AQAP juga berada di balik upaya pengeboman pesawat komersial Amerika Serikat pada Hari Natal tahun 2009.
Baru-baru ini AQAP mencoba memanfaatkan perang saudara antara pasukan pemerintah dengan gerilyawan Houthi dengan menguasai Provinsi Hadramawt sekaligus ibukotanya, Mukalia yang berpenduduk lebih dari 200.000 jiwa.
Meski demikian, Al Qaeda secara global masih kesulitan menghadapi bangkitnya gerakan ISIS. Berbagai organisasi garis keras di Mesir dan Libya yang sebelumnye bersama mereka kini membelot ke ISIS.