Setelah 16 Tahun, NATO Akhirnya Minta Maaf Atas Pemboman Yugoslavia

Setelah 16 Tahun, NATO Akhirnya Minta Maaf Atas Pemboman Yugoslavia

Pemboman Yugoslavia oleh NATO
Pemboman Yugoslavia oleh NATO

 

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan ia sangat menyesalkan hilangnya semua kehidupan selama kampanye pengeboman NATO terhadap Republik Federal Yugoslavia, yang digambarkan sebagai “tragedi,” Media Serbia melaporkan pada hari Kamis 11 Juni 2015.

Berbicara di Budva, Montenegro, setelah pertemuannya dengan Perdana Menteri Montenegro Milo Djukanovic, Stoltenberg mengatakan bahwa ia menyampaikan belasungkawa kepada semua keluarga dan semua orang yang kehilangan orang yang mereka cintai, koran Serbia Blic melaporkan dan dikutip Sputnik.

NATO “melakukan segala upaya” untuk mencegah hilangnya nyawa tak berdosa, Stoltenberg mengatakan, dan menambahkan:

“Sayangnya, dalam kasus konkrit kita tidak bisa menghindari penderitaan warga sipil. Saya sungguh-sungguh menyesal bahwa. Tujuan dari operasi itu pasti untuk membangun perdamaian.”

“Tujuan dan tujuan dari operasi udara NATO juga untuk melindungi warga sipil – dan kami berhasil dalam hal itu,” Jens Stoltenberg menekankan.

Serangan udara NATO terhadap Republik Federal Yugoslavia berlangsung selama 78 hari dan berakhir pada tanggal 10 Juni 1999.

Menurut perkiraan yang berbeda, antara 1.200 dan 2.500 orang tewas dalam serangan. Hampir 13.000 terluka. Kerusakan material diperkirakan antara US$30 miliar dan US$100 miliar.

Para pemimpin Barat membenarkan serangan udara karena dinilai sebagai kebutuhan untuk mengakhiri pembersihan etnis yang diduga dilakukan oleh pasukan Serbia di Kosovo.

Kampanye udara kala itu juga pertama kalinya NATO menggunakan kekuatan militer tanpa persetujuan dari Dewan Keamanan PBB dan dilakukan terhadap negara berdaulat yang tidak menimbulkan ancaman nyata bagi anggota aliansi.