Empat hari setelah serangan 11 September 2001, Central Intelligence Agency (CIA) telah menyusun rencana besar untuk melawan terror. Tidak main-main rencana perang dilakukan di 92 negara.
Dalam dokumen yang dirilis George Tenet mengungkapkan “Pada tanggal 15 September 2001, Kepala CTC [CIA Counterterrorism Center] dan saya memberikan kepada Presiden Amerika Serikat [George W. Bush] rencana untuk menyerang al-Qaeda di Afghanistan dan rencana seluruh dunia yang meliputi 92 negara,” katanya dalam dokumen tersebut.
Rencana itu kemudian disetujui dan diberi tambahan kekuatan dan dana yang dibutuhkan. “Rencana kami diadopsi dan diberi otoritas secara signifikan diperluas dan sumber daya tambahan oleh Presiden untuk melawan perang melawan teror. ”
Tetapi dalam dokumen itu tidak disebutkan 92 negara yang dijadikan ajang perang melawan Teror. Apakah termasuk Indonesia?
Tetapi yang jelas sejak itu berbagai operasi pasukan khusus digelar secara rahasia di sejumlah negara.
Tenet sendiri menjabat sebagai Direktur CIA dari Juli 1997 sampai Juli 2004, dan merupakan direktur kedua terlama dalam sejarah Badan sebelah Allen Dulles. Dia diangkat oleh Presiden Bill Clinton dan mempertahankan posisi di bawah Presiden George W. Bush.
Inspektur Jenderal mendokumentasikan banyak “masalah sistemik” dalam layanan intelijen AS sebelum serangan teror al-Qaeda dari 11 September 2001 .
“Besarnya fokus kami terhadap terorisme hampir dieliminasi program Badan lainnya seperti kontra-narkotika. Analis sedang ditarik dari semua bagian lain untuk mendukung upaya CTC [Counter Terrorism Center]. ”
Semua sumber daya kemudian konsentrasi untuk memerangi al-Qaeda yang disutradarai oleh Presiden AS George W. Bush. “Pembuat kebijakan, yang dipimpin oleh Presiden Amerika Serikat, memiliki satu prioritas utama: Melawan Perang Melawan Teror. Pada bulan Januari 2002, saya menyesuaikan CIA dengan situasi ini. ”