Bomber China Harus Bisa Serang Guam
Pembom H-6K China

Bomber China Harus Bisa Serang Guam

Bomber H-6 China
Bomber H-6 China

Kanwa Defense Review yang berbasis di Kanada dalam ulasannya edisi Juni menampilkan salah satu laporan tentang kemampuan pembom strategis H-6K China. Pesawat yang sedang dikembangkan ini nantinya akan mengganti pembom seri H-6.

Angkatan Udara China baru-baru mengadakan forum untuk membahas infrastruktur strategis, yang diselenggarakan mencari jawaban terhadap sejumlah pertanyaan tentang kekuatan mereka.

Laporan itu mengatakan bahwa pengembangan bomber jarak jauh ditingkatkan dua kali di forum, dengan tuntutan bagi pemboman, pengawasan dan kemampuan peringatan dini angkatan udara untuk diperpanjang hingga rantai pulau di Pasifik, yang membentang dari Honshu ke New Guinea dan terdiri dari pulau-pulau Bonin, Marianas dan Caroline.

Bomber ini harus dapat digunakan untuk menyerang markas musuh dengan pembom dan rudal jelajah dalam hal konflik pecah di Selat Taiwan bahkan mengutip Duowei, salah satu sasaran yang harus bisa dihantam adalah fasilitas militer AS di Guam.

Spesifikasi dari bomber baru tidak disebutkan di forum tersebut. Namun, berdasarkan persyaratan yang disebutkan di forum, H-6K akan memiliki kemampuan terbang 2.500-3.000 kilometer, dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan supersonik dan akan memiliki kemampuan siluman untuk membantu menghindari deteksi di luar perbatasan China. Pembom kemungkinan akan didukung oleh mesin WS-18 dan akan membawa rudal jelajah CJ-20.

Namun laporan itu mengatakan China akan menghadapi kendala karena industri pertahanan Cina tidak memiliki pengalaman membangun bomber supersonik besar. Pada tahun-tahun setelah jatuhnya Uni Soviet, laporan dari Ukraina menyebutkan bahwa Beijing berharap untuk memperoleh dari Kiev teknologi yang digunakan untuk produksi bomber strategis Tupolev Tu-22m “Backfire” dan bahkan berharap untuk memperoleh sebuah pembom tersebut dari Ukraina. Tetapi hal itu tidak pernah terwujud.

Dalam proses negosiasi antara Cina dan militer Rusia, ada juga spekulasi bahwa China berharap untuk memperoleh bomber Backfire dari Rusia, tapi ini telah berulang kali ditolak oleh perwakilan Rusia dalam pembicaraan antara kedua negara, menurut Kanwa