AS Jor-Joran Jual Senjata ke Teluk, Israel Cemburu

AS Jor-Joran Jual Senjata ke Teluk, Israel Cemburu

israel

Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon mengungkapkan kekhawatiran terhadap langkah Amerika Serikat menyediakan senjata secara jor-joran kepada negara-negara Teluk Arab dengan alasan untuk mengimbangi Iran. Hal ini dinilai bisa melemahkan dukungan AS terhadap dominasi militer Israel di wilayah tersebut.

Pada konferensi keamanan Herzliya Selasa 8 Juni 2015, Yaalon mengatakan Israel harus mempertahankan Qualitative Military Edge (QME). Dijadwalkan akan ada pembicaraan dengan Jenderal Martin Dempsey dari Amerika, di mana Israel berharap untuk mengamankan pendanaan militer meningkat dari Amerika Serikat.

Arab Saudi dapat memicu jenis baru perlombaan senjata di Timur Tengah, ketika para pemimpin negara tersebut bersikeras ingin mengimbangkan kemampuan pengayaan nuklir Iran.

“Bahkan jika tidak ada desain bermusuhan (di antara mereka) kemudian melawan kami, maka akan mengubah peta. Hal ini yang menjadikan kita harus siap,” kata Yaalon.

Yaalon mempertanyakan reaksi regional untuk negosiasi internasional yang sedang berlangsung mengenai pembatasan program nuklir Iran dengan imbalan bantuan sanksi.

“Negara-negara Teluk mempersenjatai diri mereka, terutama dengan persenjataan Barat dan Amerika, dalam pemahaman mereka membutuhkan kemampuan pertahanan untuk bersaing dengan Iran yang baru,” kata Yaalon sebagaimana dikutip Ria Novosti.

“Hal ini tentu saja juga menantang kita , dan di sini ada kepentingan yang sangat besar untuk menjaga apa yang disebut Negara ‘tepi kualitatif’ Israel dalam menghadapi perlombaan senjata regional ini.”

Qualitative Military Edge (QME) adalah sebuah konsep dipadatkan dalam hukum AS, dan berfungsi sebagai standar keunggulan teknologi militer dan taktis Israel terhadap tetangga mereka. Amerika Serikat telah berkomitmen untuk menjaga keunggulan Israel dengan bantuan militer untuk Israel. Pemerintah AS diwajibkan oleh hukum untuk menjalankan konsep ini ketika merencanakan penjualan senjata ke negara-negara Teluk.

Selain itu, para pejabat Israel telah menyatakan keraguan bahwa kesepakatan Iran akan mencapai tujuan yang dinyatakannya mencegah perkembangan Teheran dari senjata nuklir.

Pernyataan Israel datang ini menyusul pertemuan Gulf Cooperation Council (GCC) pada bulan Mei, di mana AS mengumumkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan menggunakan kekuatan militer untuk membela negara Teluk yang ada di bawah ancaman dengan memberikan mereka status sekutu utama non-NATO – dan menciptakan sistem pertahanan rudal bersama.
Seiring dengan adanya gerakan ISIS beberapa pejabat AS mengatakan mereka terbuka untuk mempertimbangkan kembali konsep QME, karena dapat menghambat perjuangan negara-negara tertentu melawan ISIS.