Angkatan Udara Bela Diri Jepang Pasukan diprediksi akan menghadapi kekurangan jet tempur di tahun 2020, kecuali Tokyo mempercepat upgrade armada pesawat yang ada dan memperluas ruang lingkup upaya modernisasi saat ini.
Sebagaimana dilaporkan Defense News Senin 8 Juni 2015 Jepang adalah pelanggan terbesar dari pesawat tempur superioritas udara F-15, di luar Amerika Serikat dan memiliki 223 pesawat jenis ini yang dibangun di bawah lisensi oleh kontraktor pertahanan Jepang Mitsubishi Heavy Industries. Jepang juga menjadi ladang 94 Mitsubishi F-2, sebuah jet tempur multirole generasi 4.5th yang didasarkan dari Lockheed Martin F-16, serta sekitar 70 F-4 Phantom II jet.
Sementara Phantom II secara perlahan dan bertahap mulai dipensiun, F-15 dan F-2 juga akan mulai dipensiun mulai tahun 2020-an, meskipun beberapa dari F-15 berpotensi tetap dalam pelayanan sampai tahun 2030-an.
Namun, meskipun investasi upgrade tempur yang luas termasuk memodifikasi delapan unit F-15 dan meningkatkan kemampuan tempur F-2, menurut Defense News Angkatan Udara akan dihadapkan oleh kekurangan jet tempur dalam beberapa tahun.
“Angkatan Udara Jepang bisa menghadapi krisis struktur kekuatan yang parah pada dekade berikutnya,” kata Richard Aboulafia, wakil presiden Teal Group. Ha ini karena lambatnya kecepatan dan sejumlah kecil pesawat saat ini yang sedang diupgrade.
Namun Aboulafia, tetap memuji keputusan JASDF untuk mendapatkan 42 F-35 Lightning II Joint Strike Fighters. Pesawat pertama dijadwalkan diterima pada akhir 2016.
“Sulit untuk membandingkan F-35 dengan pesawat lain. Metrik kinerja, kecepatan dan, manuver, jangkauan, meski payload senjata tidak sangat besar. Pesawat ini memang menawarkan kemampuan siluman dan sensor lebih besar, dan sensor fusi,” katanya.