
Di tengah ketegangan antara Eropa dan Rusia, kekuatan Airborne Early Warning and Control Force (AEW&C) Pakta Pertahahan Atlantik Utara (NATO) justru dalam garis mengkhawatirkan. Hal ini karena sejumlah Negara melakukan pemotongan anggaran pertahanan mereka yang menerpa di kekuatan (AEW&C) mereka.
Untuk pertama kalinya sejak pembentukannya pada awal tahun 1980, (AEW&C) NATO yang juga dikenal sebagai E-3A Component, menghadapi pemotongan utama dan perampingan armada pada saat tekanan untuk misi mereka cukup tinggi terkait agresivitas Rusia akhir-akhir ini.
Kekuatan AWACS NATO selama ini berbasis di pangkalan udara Geilenkirchen di Jerman yang mengoperasikan 17 pesawat Boeing E-3A Sentry dan memberikan pengawasan udara dan mendukung latihan udara NATO. Kekuatan ini juga dipanggil untuk mengamankan langit AS pasca serangan serangan teroris 11 September. Mereka baru-baru ini mengakhiri operasi 3,5 tahun di Afghanistan dan mengharapkan untuk terbang 4.300 jam sampai 015 untuk mendukung anggota NATO di Ukraina. Sebanyak 16 negara anggota mendanai operasi dengan total dana sekitar 312 juta Dollar Amerika per tahun.
Tetapi saat ini masalah mulai muncul menghadapi tekanan keuangan Negara anggotanya. Pukulan telak mulai dirasakan tiga tahun lalu ketika Kanada memutuskan untuk menarik dukungannya dari program ini dengan alasan penghematan. Padahal sebelumnya Kanada merupakan penyumbang terbesar dengan empat pesawat lengkap dengan personelnya.

Kanada bertujuan untuk menghemat 79 juta Dollar Amerika per tahun. Kanada kemungkinan harus menghapus salah satu dari 17 E-3 Sentrys dari operasi karena tidak mampu lagi memelihara dan disimpan sebagai cadangan.
“Penarikan Kanada menempatkan program ini dalam posisi genting,” kata Air Commo. Paddy Teakle, deputy commander of the NATO AEW&C Force Command November 2014 lalu.
Dalam kondisi ini pejabat NATO melakukan review struktur kekuatan dalam persiapan untuk pengenalan operasi AGS menggunakan Global Hawk. Dalam kajian yang dilakukan ika E-3A Component menggunakan gabungan pesawat mata-mata tanpa awal ini akan memutuhkan 2.000 personel. Sementara saat ini E-3A Component saat ini menggunakan 2.300 personel dan 600 dijadwalkan akan ditugaskan untuk AGS sehingga bisa menghemat 1.400 orang.
Sebuah program modernisasi untuk meningkatkan cockpits dan membuat pesawat sesuai dengan persyaratan manajemen lalu lintas udara baru juga berjalan dengan sebagai bagian dari program Air Force Dragon Amerika. Meskipun program ini mampu untuk meng-upgrade hanya 14 dari 16 pesawat yang tersisa setelah kepergian Kanada. Meskipun tidak ada keputusan resmi tentang pensiun , para pejabat menunjukkan ada gunanya mempertahankan dua armada yang tidak mampu diupgrade tersebut. Pesawat upgrade pertama dijadwalkan melakukan penerbangan pasca-modifikasi pertama 17. Ini akan kembali ke NATO Desember pada bulan Januari 2016, dan seluruh armada dijadwalkan akan dimodifikasi pada akhir 2018. “Kami akan turun ke 14 pesawat dan 22 kru ketika NATO justru membutuhkan pesawat yang lebih dari sebelumnya,” kata Teakle.
Kondisi semakin diperburuk karena beberapa negara NATO memilih berinvestasi sendiri untuk meningkatkan kemampuan AEW & C mereka. Salah satunya Turki, dengan EW-7T Peace Eagle yang didasarkan pada Boeing 737. Selain itu Italia juga mengembangkan platform Gulfstream G550 Conformal AEW dibeli dari Israel.
Perampingan armada E-3D Sentrys Angkatan Udara Ingris yang berbasis di Waddington, Inggris, mau tidak mau harus bekerja lebih keras dengan memainkan peran yang lebih besar.
Sumb er: Aviation Week