Amerika terus mencari dukungan untuk melawan China di Laut China Selatan. Kali ini Negara adidaya tersebut menekan Korea Selatan untuk ikut berbicara melawan China.
Asisten Menteri Luar Negeri Daniel Russel membuat pernyataan hari Rabu 3 Juni 2015 dalam sebuah seminar di Korea, mengecam kegiatan China di Laut China Selatan.
“Peran untuk Republik Korea adalah peran dari stakeholder utama dalam tatanan internasional. Ini peran negara hukum. Ini peran negara perdagangan. Ini adalah peran negara yang telah berkembang di bawah sistem internasional , “kata Russel selama seminar yang disponsori oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional dan Korea Foundation.
Komentar Russel disebut oleh media setempat telah menempatkan Korea Selatan pada tekanan menjelang pertemuan puncak antara Presiden Park Geun-hye dan Presiden AS Barack Obama di Washington akhir bulan ini.
Amerika Serikat telah berulang kali menyatakan keprihatinan atas agresivitas China di wilayah ini, khususnya reklamasi Kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan. Cina di sisi lain telah berulang kali menekankan bahwa ia selalu berpegang pada prinsip-prinsip hukum internasional dan bahwa negara tidak akan merugikan negara-negara lain.
Beijing menegaskan bahwa sebagian besar pulau-pulau di bagian Samudra Pasifik wilayah kedaulatannya. Pihak berwenang telah melakkan pembangunan di wilayah Spratly sebagai upaya hukum dan damai yang akan meningkatkan keamanan di kawasan itu untuk kepentingan semua. China juga telah memperingatkan bahwa campur tangan Washington di Asia-Pasifik mungkin mengganggu stabilitas regional.
Mengenai keterlibatan Korea Selatan dalam situasi tersebut, pejabat kementerian negara menekankan bahwa Korea Selatan tetap netral tentang masalah ini setidaknya untuk saat ini.