
Dalam pelaksanaan latihan perang skala besar yang diadakan oleh angkatan bersenjata Rusia, pesawat pengebom supersonik Tu-22M3 (kode NATO: Backfire) direncanakan akan didatangkan ke Krimea. Namun demikian, penempatan Tu-22M3 di Krimea masih bersifat sementara.
Setahun yang lalu, muncul kabar bahwa ada kemungkinan resimen aviasi Tu-22M3 akan ditempatkan di sekitar Simferopol. Saat itu, Kementerian Pertahanan Rusia tidak memberikan komentar mengenai kabar tersebut. Namun demikian, berdasarkan laporan seorang narasumber yang bekerja di lembaga tersebut, opsi penguatan kelompok tempur di Krimea dengan menggunakan pesawat-pesawat tempur jarak jauh tersebut memang tengah dibahas.
Pada masa Uni Soviet, Divisi II Penjaga Ruang Udara Armada Laut Hitam sempat mempunyai tiga resimen pesawat pengebom. Setelah keruntuhan Uni Soviet, Armada Laut Hitam Rusia mendapatkan 19 unit pesawat “Tu”, sedangkan Ukraina mendapatkan 20 unit. Rusia kemudian harus memindahkan pesawat pengebomnya dari Krimea. Sebagian dari pesawat tersebut dipindahkan ke Armada Utara Rusia, sebagian lagi ke Armada Samudera Pasifik. Sementara, orang Ukraina memotong pesawat pengebom milik mereka untuk memperoleh bahan logam.
Para saksi mata kejadian tersebut menceritakan bagaimana saat pesawat-pesawat itu dipotong-potong di bawah pengawasan tentara AS. Menurut para saksi mata, kegembiraan yang tak tertahankan terlihat di wajah mereka. Salah satu Kolonel AS secara terang-terangan mengatakan, pesawat Tu-22M3 selalu menjadi penyebab sakit kepala bagi atase-atase NATO di Eropa, tapi akhirnya mereka dapat menyingkirkannya.