Secara Teknis Malaysia Airlines Bangkrut

Secara Teknis Malaysia Airlines Bangkrut

Malaysia-AirlinesSetelah didera berbagai bencana, Maskapai penerbangan Malaysia Airlines secara teknis bangkrut telah bangkrut. Hal itu diakui oleh  CEO baru asal Jerman Christoph Mueller yang mengatakan sebanyak 6.000 karyawan akan dipangkas karena kondisi perusahaan.

“Kami secara teknis bangkrut. Penurunan kinerja telah dimulai jauh sebelum peristiwa tragis 2014,” katanya kepada wartawan Senin 1 Juni 2015, mengacu dua bencana mematikan yang mengguncang maskapai pada tahun lalu.

Malaysia Airlines mengambil langkah besar pertama pada Senin di bawah Mueller, mengirimkan surat penghentian kepada seluruh karyawannya sekitar 20.000, diikuti oleh kontrak baru yang ditawarkan kepada 14.000 dari mereka. Sehingga sekitar 6.000 pekerja akan dipangkas.

Mueller sebelumnya telah melakukan langkah serupa di Aer Lingus Irlandia dan Sabena Belgia yang membuatnya mendapatkan julukan “The Terminator” untuk pemangkasan pegawainya.

Di bawah Mueller,  maskapai berencana untuk menata ulang  dirinya sendiri mulai 1 September dengan citra merek baru yang belum ditentukan dan diharapkan seragam baru karena perusahaan berusaha untuk melepaskan stigma dari bencana 2014.

Pada Maret tahun lalu, penerbangan MH370 menghilang dengan 239 penumpang dan awak pesawat dan hingga kini masih hilang. Empat bulan kemudian, penerbangan MH17 meledak di angkasa diduga akibat tembakan rudal darat-ke-udara di atas Ukraina dan semua 298 orang di dalamnya tewas.

Tragedi adalah perang terakhir untuk sebuah maskapai penerbangan yang para analis terkait dengan pengelolaan yang  buruk selama bertahun-tahun.

Sebuah perusahaan dana investasi milik negara mengambil alih dalam upaya penyelamatan terakhir pada tahun lalu, menempatkan Mueller mengambil alih pucuk pimpinan.

Mueller mengatakan akan menghentikan “pendarahan” pada 2015, menstabilkan bisnis pada tahun depan, dan berusaha untuk mulai tumbuh lagi pada 2017.

Mueller, dalam sebuah surat elektronik (email) kepada staf bulan lalu, telah memperingatkan bahwa perbaikan besar-besaran diperlukan karena maskapai itu terbebani oleh “tingkat biaya yang tidak kompetitif” 20 persen lebih tinggi dari para pesaingnya.

Selain pemotongan staf, Malaysia Airlines diperkirakan akan memangkas rute jarak jauh yang tidak menguntungkan, tetapi Mueller mengatakan rencana tersebut belum bisa diungkapkan untuk alasan persaingan.