Pesawat tempur Angkatan Udara Libya menyerang sebuah kapal tanker di wilayah lepas pantai dekat Kota Sirte. Kapal itu diserang karena diduga membawa bantuan dan persenjataan untuk para pemberontak.
“Pesawat tempur kami telah memberi peringatan kepada sebuah kapal tanker tak berbendera, tapi tidak dihiraukan. Setelah kami beri kesempatan untuk mengevaluasi situasi yang terjadi, jet tempur kami menyerang kapal itu karena menurunkan militan dan persenjataan,” kata Kepala Staf Angkatan Udara Libya Jenderal Saqr Al Joroushi, seperti dikutip The Guardian, Senin 25 Mei 2015.
“Kapal itu saat ini telah terbakar. Kami tidak menoleransi adanya kebocoran keamanan baik itu di darat, udara, maupun laut,” tambahnya.
Pernyataan ini dibantah oleh pejabat dari industri perminyakan yang menyatakan Kapal Tanker Anwar Afriqya yang diserang mengangkut 25 ribu ton minyak. Komandan pasukan penjaga pantai Libya, Rida Essa menyebutkan tanker itu sedang menurunkan muatan untuk pembangkit listrik di Sirte saat diserang oleh pesawat tempur Libya. Seorang awak kapal dan seorang pekerja pelabuhan terluka karena serangan jet tempur tersebut.
Konflik berkepanjangan sampai saat ini masih melanda Libya. Pemerintah Libya saat ini menjalankan pemerintahan negara itu dari Kota Benghazi setelah ibu kota Tripoli berhasil dikuasai kelompok yang berseteru dengan mereka tahun lalu.
Saat ini, pasukan dari kelompok militan ISIS menguasai sebagian besar kota setelah memanfaatkan kekacauan dan kekosongan kekuasaan yang terjadi selama empat tahun pasca-digulingkannya diktator Muammar Khadafi.