Dalam satu tahun yang berakhir 31 Maret 2015 jet tempur Jepang harus melakukan terbang cepat sebanyak 943 kali untuk mencegat pesawat militer asing yang mendekati wilayah udara Jepang. Jumlah ini naik 16 persen dibanding 12 bulan sebelumnya dan hanya lebih sedikit satu hitungan dibandingkan tahun 1984 selama Perang Dingin ketika Jepang harus melakukan 944 intersep.
Setelah Perang Dingin berakhir pada tahun 1991 masih terjadi 488 pencegatan. Dan terus turun. Namun sejak tahun 2000 kejadian kembali meningkat. Saat ini ini sebagian besar pesawat mendekati adalah Cina (hingga 70 persen di beberapa periode tiga bulan) dan sisanya Rusia. Tapi selama enam bulan terakhir Rusia telah lebih aktif, meskipun China masih mayoritas intrusi.
Pada 2013 pesawat Jepang melakukan 300 kali pencegatan menghadapi pesawat Cina (seringnya pesawat pengintaian) yang terbang terlalu dekat dengan ruang udara Jepang. Tahun 2013 menjadi tahun pertama intrusi Cina melebihi Rusia. Pada tahun 2011 hampir 43 persen pesawat yang dicegat milik Cina. Jumlah ini tiga kali lebih banyak dibandingkan gangguan Cina tahun 2010. Sementara itu Rusia telah menurun. Pada 2011 Rusia masih menyumbang 52 persen dari intrusi.
Sebagian besar pesawat pengintaian Rusia atau jenis pesawat lainnya jelas pada misi pelatihan. Sementara lebih dari setengah pesawat China adalah pesawat tempur dan tidak dalam misi latihan. Hampir semua “serangan” berhenti pendek dari sebenarnya memasuki wilayah udara Jepang.
Meskipun pesawat tempur Rusia terus menjadi gangguan di lepas pantai Jepang namun mereka dianggap tidak terlalu mengancam. Pesawat Rusia terbang misi pelatihan di Pasifik dan Jepang bisa memahami bagaimanapun hampir tidak mungkin bagi pilot Rusia terbang tanpa muncul di radar Jepang atau mendekati ruang udara Jepang. Hal itu karena ada banyak wilayah udara Jepang di lepas pantai timur dari Eurasia, sehingga pesawat tempur Rusia tidak dapat menghindari melewati dekat dengan radar pertahanan udara Jepang. Sementara China tidak memiliki masalah ini.
Sebagaimana ditulis Strategy Page Satbu 23 Mei 2015, gangguan ini telah meningkat tajam sejak tahun 2008. Awalnya Jepang meluncurkan banyak pesawat untuk setiap intrusi. Misalnya, pada tahun 2008 Tu-95 memasuki wilayah udara Jepang di dekat sebuah pulau tak berpenghuni sekitar 600 kilometer selatan Tokyo. Meskipun pesawat Rusia berada di wilayah udara Jepang hanya sekitar tiga menit Jepang diluncurkan 22 pesawat untuk mencegat. Termasuk dua pesawat AWACS dan 20 jet tempur. Tidak ada pesawat Rusia memasuki wilayah udara Jepang tanpa izin lagi sampai 2013 dan Rusia meminta maaf pada kejadian itu. Meski kemudian jumlah intrusi meningkat, karena Jepang menyadari bukan ancaman maka pencegatan yang dilakukan jumlahnya justru menurun.
Jepang percaya bahwa salah satu penyebab meningkatnya aktivitas ini lebih pesawat patroli maritim elektronik Cina yang ingin mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang potensi musuh terkuat di daerah. Tapi alasan utama adalah sengketa dengan China atas Senkaku Islands dekat Okinawa. China dan Jepang mengklaim ini pulau tak berpenghuni, di sekitar 320 kilometer tenggara dari daratan Cina, 167 kilometer timur laut dari Taiwan, dan 426 kilometer barat daya Jepang (Okinawa, yang China juga memiliki klaim atas).
Kepulauan Senkaku dan memiliki total luas 6,3 kilometer persegi. Taiwan juga mengklaim Senkaku, yang ditemukan oleh nelayan Cina di abad ke-16 dan diambil alih oleh Jepang pada tahun 1879. Pulau ini tentu sangat berharga karena 380 kilometer dari wilayah tersebut berarti merupakan zona ekonomi dan wilayah ini termasuk ladang minyak dan gas bawah laut.