
Iran kembali menyerang Amerika Serikat dengan menyebut negara itu tidak melakukan apa pun untuk membantu tentara Irak memerangi ISIS di Ramadi.
Hal tersebut dilontarkan Jenderal Qassem Suleimani, komandan gerakan luar negeri Pengawal Revolusi yang terjun langsung membantu Irak melawan ISIS. Kecaman itu muncul setelah Menteri Pertahanan AS Ashton Carter mengatakan pasukan Irak tidak mau bertempur di Ramadi hingga kota itu direbut ISIS.
“Obama, berapa jarak Ramadi dengan pangkalan Al-Asad, tempat pesawat AS dikerahkan?” kata Suleimani dalam pidato pada Minggu 24 Mei 2015 malam di propinsi selatan, Kerman, seperti dikutip kantor berita negara IRNA.
“Bagaimana Anda berada di negara itu dengan dalih melindungi rakyat Irak dan tidak melakukan apa-apa? Itu tidak lebih dari dibandingkan menjadi kaki tangan dalam komplotan,” kata Suleimani.
Iran memiliki penasihat tentara di Irak dan Suriah serta memberikan dukungan keuangan dan ketentaraan kepada pemerintah kedua negara itu dalam bertempur melawan pegaris keras.Menurut media Iran, Suleimani bertempur di Irak, khususnya pada akhir Maret ketika milisi dukungan Iran membantu untuk merebut kembali kota Tikrit.
Ramadi, sekitar 100 kilometer barat Bagdad, direbut ISIS pada 17 Mei meskipun terjadi serangan udara Amerika Serikat dan kehadiran ratusan penasihat tentara negara adidaya itu di pangkalan udara Al-Asad di propinsi sama.
Dalam pidatonya pada Minggu, Carter menyatakan serangan udara pimpinan Amerika Serikat terhadap ISIS, yang menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah, masih berlangsung.
Ia menyatakan pasukan Irak memang menunjukkan tidak ingin melawan meskipun menang jumlah dibandingkan lawan mereka, yang mengakibatkan kekalahan terburuk Bagdad dalam hampir setahun.