Angkatan Udara Amerika Serikat telah meningkatkan anggaran untuk sistem pertahanan ruang angkasa untuk menghadapi ancaman dari China dan Rusia, menurut situs China People Daily dikelola negara.
Seorang ahli Cina percaya bahwa AS melebih-lebihkan ancaman sehingga untuk meningkatkan teknologi ruang angkasa dan mempertahankan hegemoninya di ruang angkasa, menurut situs tersebut yang dikutip Wantchinatimes Minggu 24 Mei 2015.
Sistem antariksa AS menghadapi ancaman yang berkembang terutama dari China dan Rusia, kata sekretaris Angkatan Udara Deborah Lee James, dikutip oleh majalah Pertahanan Nasional Amerika. “Kami harus siap. Kita harus mempersiapkan potensi konflik di ruang angkasa,” kata James.
Jenderal John Hyten, kepala US Space Command, mengatakan Cina telah mendekati hasi; mengembangkan senjata anti-satelit mereka.
Pemerintah AS menyadari potensi kerentanan sistem ruang angkasa AS dan mengusulkan rencana anggaran hingga US$ 5 miliar untuk lima tahun guna mengembangkan teknologi dalam menanggapi ancaman, kata Hyten.
Sekitar setengah dari dana tersebut akan digunakan dalam program rahasia. Lainnya akan dihabiskan untuk meningkatkan stasiun bumi dan ruang kesadaran situasional, termasuk pagar ruang angkasa, sistem radar berbasis darat yang mendeteksi pesawat ruang angkasa dan puing-puing, yang akan selesai pada 2019.
AS telah mampu mengkategorikan semua benda angkasa buatan manusia hingga sebesar 10 cm dan akan meningkatkan kemampuan deteksi hingga mampu melacak barang sebsar 2 cm, yang membentuk 20% sampai 30% dari semua pengorbit, kata media China.
Jiang Chunliang, seorang peneliti Akademi Ilmu Militer Cina, mengatakan bahwa AS adalah pemimpin dunia dalam program pertahanan satelit, navigasi dan posisi satelit dan satelit komunikasi. Munculnya pesaing potensial telah memberikan US alasan untuk meningkatkan anggaran sampai investasi militernya untuk teknologi yang lebih canggih di ruang angkasa.
Program pertahanan ruang Angkasa AS bertujuan untuk mencegah para pesaingnya dari menghancurkan satelit dan sistem, sehingga untuk melaksanakan strategi militernya, mengamankan posisi terdepan dalam teknologi ruang dan memonopoli sumber daya dalam ruang, kata Jiang.