Pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan Arab Saudi kembali melancarkan gelombang serangan udara baru di Yaman sejak Sabtu 23 Juni 2015 untuk menggempur posisi Houhti. Sementara di darat, juga pecah pertempuran sengit di bagian selatan negara itu.
Sejumlah saksi mata mengatakanserangan-serangan udara menghantam gudang senjata yang berada di bawah kendali pemberontak Houthi yang beraliran Syiah di kawasan Ghula, Provinsi Omran, sebelah utara Sanaa, kata warga.
Aksi serupa juga dilancarkan atas gudang senjata di Sanaa, ibu kota Yaman, yang memicu ledakan-ledakan mematikan, dan serangan-serangan atas pangkalan militer Dhabwa, yang saat ini berada di bawah kekuasaan pemberontak.
Di Provinsi Hodeida, di bagian barat Yaman, satu pelabuhan udara militer dua kali digempur oleh jet-jet tempur koalisi, menurut penduduk.
Koalisi Arab itu telah meningkatkan serangan-serangan atas posisi-posisi yang dikuasai pemberontak Houthi dan sekutunya sejak gencatan senjata kemanusiaan berakhir Selasa malam.
Di Hajja, di bagian utara negeri itu, suatu acara yang dihadiri anggota Houthi diserang, menewaskan sedikitnya 12 orang pemberontak, kata para saksi mata.
Serangan-serangan udara juga menyasar posisi-posisi pemberontak di Dhamar, ujar pejabat-pejabat di sana, sementara itu sumber-sumber dari suku mengatakan tembakan mortir dan tank terdengar di seantero sejumlah sektor di kawasan tengah tempat pertempuran sengit terjadi.
Di bagian selatan Yaman, pesawat-pesawat tempur menyasar pemberontak yang terlibat dalam pertempuran dengan para pejuang suku-suku di Ataq, ibu kota Provinsi Shabwa, kata perwira-perwira militer.
Pertempuran itu menewaskan sedikitnya 28 orang, termasuk 17 dari Houthi dan 11 orang suku, kata sumber-sumber. Di Aden, bentrok-bentrok berkecamuk di bagian utara, timur dan barat kota pelabuhan tersebut antara pemberontak dan pejuang yang setia dengan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi, kata sumber-sumber militer.
Koalisi pimpinan Saudi itu mulai melancarkan kampanye udara terhadap Houthi pada 26 Maret setelah para pemberontak menguasai ibu kota Yaman dan bergerak maju ke benteng Hadi di Aden, memaksanya mengungsi ke Riyadh.
Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang merencanakan konferensi mengenai Yaman di Jenewa pekan depan, mengatakan kekerasan tersebut telah merenggut lebih 1.000 jiwa dan membuat hampir setengah juta orang mengungsi.