LRASM
Amerika Serikat telah jatuh jauh di belakang pesaingnya (dan banyak dari sekutu-sekutunya) dalam hal rudal anti-kapal. Rudal Harpoon yang jadi andalan mereka tidak lagi memiliki kecepatan, jangkauan, dan stealthiness sebanding rudal paling modern yang digunakan oleh Rusia, China, dan India. Perkembangan terakhir telah membuat sekali lagi Tomahawk menjadi rudal anti-kapal yang efektif, tapi seperti Harpoon, tidak memiliki kecepatan rekan-rekan asingnya.
Lockheed Martin Long Range Anti-Ship Missile merupakan salah satu solusi, meskipun tidak memiliki kemampuan supersonik sejak pembatalan proyek LRASM-B. Jika LRASM berhasil, hal itu juga dapat berfungsi sebagai salah satu aset serangan jark jauh Angkatan Udara, dan berpotensi sebagai serangan rudal jelajah untuk Angkatan Darat AS. Juga di atas meja ada pilihan peningkatan Harpoon, Tomahawk yang semakin dipercanggih dan Joint Strike Missile yang ditawarkan oleh Raytheon dan Kongsberg. Apapun solusinya, keputusan perlu dibuat segera jika tidak ingin keunggulan Angkatan Laut yang ada sejak Perang Dingin menjadi musnah.
Sumber: Diambil dari tulisan Robert Farley di National Interest