Ribuan Pengungsi Telantar, Abbott: No! No! dan No!
Pengungsi Rohingya

Ribuan Pengungsi Telantar, Abbott: No! No! dan No!

Tony Abbott

Perdana Menteri Australia Tony Abbott, tetap mengesampingkan kemungkinan bagi pengungsi Rohingya masuk ke negara itu. Komentarnya datang di tengah kondisi ribuan pengungsi terdampar di laut “pintu depan” negara tersebut. Mereka terjebak selama di kapal lebih 40 hari tanpa makanan atau air  di Asia Tenggara.

“Maaf. Jika Anda ingin memulai hidup baru, Anda datang melalui pintu depan, tidak melalui pintu belakang,” katanya Kamis 21 Mei 2015 sebagaimana dikutip The Guardian

Abbott, mengatakan bahwa Australia bersedia untuk membantu para migran dengan cara lain seperti memberikan bantuan kemanusiaan di Myanmar.

“. Tidak, tidak, tidak. Kami memiliki program kemanusiaan pengungsi yang sangat jelas,” kata Abbott, menurut Sydney Morning Herald. Dia menambahkan “Kami tidak akan melakukan apa pun yang akan membangu orang untuk mendapatkan perahu. ”

Pernyataan disampaikan meski tekanan internasional begitu keras untuk membantu para migran Myanmar dan Bangladesh. Pada hari Rabu, Malaysia dan Indonesia mengatakan mereka tidak akan menolak perahu migran lagi, asalkan orang dapat dipindahkan atau dipulangkan oleh lembaga internasional dalam waktu satu tahun. AS juga mengatakan bersedia untuk mengambil pengungsi Rohingya sebagai bagian dari upaya internasional untuk mengatasi krisis pengungsi ini.

Sementara Abbott mempertahankan pernyataan garis keras di negara itu pada pemukiman kembali pengungsi, meskipun negara menjadi penandatangan Konvensi Pengungsi, pemimpin oposisi Bill Shorten telah meminta pemerintah untuk “terlibat” lebih di wilayah tersebut.

“Ketika ada krisis kemanusiaan berlangsung di Asia Tenggara, pendekatan Tony Abbott selalu mengatakan ‘tidak masalah saya’. Ini mengecewakan. Tidak ada keraguan ada kekerasan yang mengerikan yang mempengaruhi orang Rohingya mengungsi, “kata Shorten sebagaimana dikutip Daily Mail.

Daniel Webb, Director of legal advocacy at the Human Rights Law Centre mengecam komentar Abbott, dan mengatakan bahwa ada lebih dari 11 juta pengungsi di dunia dan kurang dari 1 persen dimukimkan kembali oleh PBB.

“Orang-orang mempertaruhkan hidup mereka di kapal. Mereka mempertaruhkan hidup mereka karena mereka melarikan diri bahaya.”  Kata Webb di Sydney Morning Herald, Lebih dari 7.000 orang masih terjebak di laut, sementara beberapa orang lain telah meninggal di perjalanan, Malaysia dan Indonesia mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama pada hari Rabu. Dalam tiga minggu terakhir, lebih dari 3.000 orang telah mendarat di kapal penuh sesak sementara kelompok-kelompok bantuan memperkirakan bahwa beberapa orang terjebak di laut setelah ditinggalkan oleh kapten kapal dan penyelundup manusia.

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan hari Kamis bahwa ia telah memerintahkan angkatan laut negara itu untuk melakukan misi pencarian dan penyelamatan untuk membantu menyelamatkan ribuan migran diyakini terdampar di laut, Reuters melaporkan.

Namun, Thailand mengatakan tidak akan memberikan perlindungan apapun untuk para migran yang masuk.