Media Prancis: Membatalkan Kontrak Mistral itu Konyol

Media Prancis: Membatalkan Kontrak Mistral itu Konyol

mistral

Publik Prancis tidak senang tentang keputusan pemerintahnya untuk membatalkan pengiriman dua Kapal Mistral ke Rusia. Situs berita AgoraVox mengatakan Paris harus menghormati kesepakatan, terutama mengingat bahwa Prancis menandatangani kontrak dengan Qatar, sebuah negara yang juga diduga mendanai terorisme, dengan penjualan jet tempur Rafale.

Media Prancis ini menyebut keputusan untuk membatalkan pengiriman operator helikopter kelas Mistral ke Rusia datang beberapa hari setelah Presiden Prancis Francois Hollande menolak undangan untuk menghadiri Parade Hari Kemenangan di Moskow pada 9 Mei 2015 untuk merayakan ulang 70 tahun  kemenangan Angkatan Darat Soviet atas Nazi Jerman. Dua keputusan yang dinilai media itu benar-benar kasar dan bodoh, terutama mengingat serangkaian penawaran ekspor senjata dengan negara-negara lain, termasuk Qatar, kata sumber Prancis.

Membatalkan kesepakatan Mistral dengan Rusia itu konyol. Situs berita juga menambahkan bahwa kegagalan kesepakatan Mistral menunjukkan irasionalitas dan kontradiksi diplomasi Prancis.

Kesepakatan Mistral ditandatangani pada bulan Juni 2011 dengan nilai 1,2 miliar Euro. Prancis seharusnya penyerahan kapal pertama November lalu; Namun Paris memutuskan untuk menunda pengiriman, mengutip dugaan keterlibatan Rusia dalam krisis Ukraina.

Sekarang Prancis kehabisan akal  mencoba untuk menemukan cara terbaik untuk untuk menyelamatkan muka setelah situasi memalukan dengan kesepakatan gagal. Dilaporkan bahwa Prancis ingin mendekonstruksi dua kapal dan menjual kembali mereka kepada pihak ketiga. Namun, Rusia mengatakan Prancis tidak bisa melakukan itu, mengutip klausul kontrak tertentu yang melarang ekspor kembali penawaran senjata. Sementara itu, dua operator helikopter yang berlabuh di pelabuhan di Saint-Nazaire dengan biaya pemeliharaan yang tinggi yakni mencapai 5 juta Euro atau sekitar Rp65 miliar per bulan.