Kim Kyok-Sik, seorang jenderal, yang mempunyai kekuasaan besar dan diyakini berada di balik penenggelaman kapal perang Korea Selatan dan menembaki kepulauan pada 2010, dikabarkan meninggal
Media pemerintah Rodong Shinmun melaporkan Kim Kyok-sik meninggal pada Minggu akibat kegagalan pernapasan dan sudah lama mengidap kanker, yang belum diketahui jenisnya.
“Kamerad mempunyai kedudukan penting di militer untuk jangka waktu lama dan memberikan kontribusi besar dalam melindungi tanah air sosialis kami,” demikian dilaporkan.
Jenderal berbintang empat itu oleh Korea Selatan disebut memimpin operasi penenggelaman kapal Angkatan laut Cheonan pada Maret 2010 dan serangkaian tembakan meriam ke pulau Yeonpyeong di perbatasan delapan bulan kemudian.
Tim penyelidik diketuai Korea Selatan dengan melibatkan sejumlah pakar internasional menyimpulkan bahwa kapal Cheonan tenggalam akibat tembakan torpedo oleh kapal selam Korea Utara sehingga membuat Seoul menghentikan perdagangan dan bantuan ke Pyongyang.
Pyongyang terus menyangkal kejadian yang menyebabkan 46 pelaut Korsel meninggal itu. Cheonan sedang membawa 104 orang ketika ditenggelampkan di dekat wilayah sengketa batas wilayah Utara dan Selatan di Laut Kuning.
Penembakan meriam pada November 2010 ke Pulau Yeonpyeong pada November 2010 menyebabkan dua warga sipil dan dua tentara Selatan tewas, dan sempat menimbulkan kekhawatiran mengenai peningkatan skala konflik kedua negara.
Kim Kyok-sik pada saat itu mengepalai pasukan ke-empat di Provinsi Hwanghae di wilayah barat dekat perbatasan dengan Korea Selatan. Ia menjadi Menteri Pertahanan pada 2012-2013 dan kemudian menjadi kepala staf bersama.
Akhir-akhir ini ia terlihat sering mendampingi pimpinan Korea Utara Kim Jong-Un ketika melakukan kunjungan ke pusat-pusat militer.