China menegaskan membangun kekuatan militernya karena ingin jaminan agar tidak mengalami penderitaan serupa dalam Perang Dunia II.Media resmi militer China menyebutkan penguatan militer China, yang meliputi pengembangan pesawat siluman dan peluru kendali anti-satelit, mengejutkan sejumlah Negara termasuk Washington, terutama sejak Xi memimpin pada 2013 dan mulai mengambil langkah tegas terhadap sengketa wilayah laut.
Hubungan China-Jepang telah lama terganggu karena keengganan Jepang meminta maaf atas pendudukannya terhadap China sebelum dan selama perang, dan China jarang melewatkan kesempatan untuk mengingatkan rakyatnya dan dunia tentang hal tersebut.
Pemerintah China berjanji melakukan serangkaian acara tingkat tinggi untuk menandai perang itu berakhir, termasuk parade militer di Beijing pada September, dan Xi akan menghadiri parade serupa di Moskow pada Sabtu 9 Mei 2015.
Tajuk “Harian Tentara Pembebasan Rakyat” menyebutkan bahwa salah satu alasan utama mengapa China merasa terhina dengan invasi Jepang adalah karena militernya yang masih lemah dan terbelakang pada saat itu.
“Negara yang lemah menyebabkan kekuatan militernya turun, dan ketika hal tersebut terjadi maka wajar bila kemudian mendapatkan serangan,” seperti tertulis di editorial tersebut.
“Masih ada kekurangan besar dalam hal perdamaian dunia saat ini, dan belum ada perubahan substantif terkait ‘hukum rimba’ dalam kompetisi internasional,” katanya.
Beberapa negara masih menggunakan “logika gangster” untuk mengancam negara lain dengan menggunakan kekuatan.
“Inilah yang kemudian mengharuskan kita untuk mempercepat langkah dalam memperkuat militer, atas dasar demi memiliki sebuah negara yang kuat,” kata surat kabar itu, “Jika tidak, ketika kekuatan militer tertinggal di belakang, maka akan berdampak fatal pada keamanan negara.”