
Tandem Liaoning dan jet tempur J-15 China tidak akan memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan terhadap sasaran-sasaran darat. Demikian dilaporkan Jaringan Militer Sina yang berbasis di Beijing pada Selasa 5 Mei 2015.
Angkatan laut China mulai penyebaran J-15 di kapal Liaoning. Menurut laporan China Central Television pada tanggal 2 Mei sebanyak 24 pejuang dapat digunakan oleh operator di masa depan. Laporan itu juga mencatat Liaoning mengandalkan sistem lepas landas ski-jump bukan ketapel untuk meluncurkan pesawat. Hal inilah yang dinilai akan mengurangi kemampuan J-15 dalam hal gempuran darat.
Kenapa? Tanpa peluncuran ketapel, J-15 akan terlalu berat untuk lepas landas dengan muatan penuh, berbeda dengan pesawat tempur Amerika yang lepas landas dari carrier yang menggunakan sistem ketapel dan elektromagnetik yang baru dirancang. Dengan sistem Sky Jump J-15 hanya dapat digunakan terutama untuk misi terhadap target udara.
Masalah lain yang dihadapai Angkatan Laut China adalah bahwa J-15 membutuhkan landasan pacu 195 meter untuk lepas landas. Zona lepas landas dan mendarat Liaoning sepanjang 300 meter panjang digunakan tumpang tindih satu sama lain, yang berarti lebih hati-hati akan dibutuhkan dan lebih waktu yang dibutuhkan untuk pesawat lepas landas dan mendarat.