AS Masih Bingung Cara Ambil Kapal yang Ditahan Iran
Maersk Tigris

AS Masih Bingung Cara Ambil Kapal yang Ditahan Iran

Maersk Tigris
Maersk Tigris

 

Para pejabat dari Amerika Serikat dan Kepulauan Marshall sedang mencari cara membebaskan kapal kargo berbendera Marshall Island yang ditahan Iran.

Sebuah kapal perusak Angkatan Laut AS, Farragut, dan tiga kapal patroli pantai, Thunderbolt, Firebolt dan Typhoon, yang beroperasi di sekitar Selat Hormuz melakukan operasi keamanan maritim menyusul penahanan kapal kargo, MV Maersk Tigris, demikian diungkapkan Pentagon Rabu 29 April 2015 sebagaimana dilansir Reuters.

Kolonel Steve Warren, seorang juru bicara Pentagon, mengatakan pasukan AS juga memiliki pesawat pengintai di daerah untuk memantau perkembangan Maersk Tigris, yang secara paksa dialihkan ke pelabuhan dekat pelabuhan Bandar Abbas ketika berlayar melalui Selat Hormuz di Selasa.

Warren mengatakan Pentagon belum mengetahui secara jelas mengapa kapal itu ditahan karena Iran telah memberikan penjelasan yang berbeda-beda.

Maersk Tigris dipepet kapal patroli Garda Revolusi Iran pada Selasa 28 April saat melintasi selat dan diperintahkan untuk masuk ke wilayah perairan Iran dan kemudian ditahan.

Ini adalah kapal kedua dalam waktu kurang dari seminggu yang didekati oleh kapal patroli Iran. Sebelumnya kapal berbendera Amerika Maersk Kensington juga diikuti tapi tidak ada tembakan. Warren mengatakan insiden menunjukkan pola pelecehan.

“Hal ini tentu menciptakan situasi di mana kapal kargo maritim mungkin harus mempertimbangkan risiko melintasi selat,” katanya kepada wartawan.

Warren mengatakan pemerintah AS itu dalam diskusi dengan Kepulauan Marshall. Amerika Serikat bertanggung jawab untuk pertahanan negara itu sejak 1986.

Namun, para pejabat AS telah secara pribadi mengatakan kepada Reuters bahwa Amerika Serikat tidak berkewajiban secara hukum untuk menanggapi secara militer dalam kasus kapal kargo yang ditahan. Karena bisa jadi meski berbendera Kepulauan Marshall kapal tersebut milik negara asing yang mendaftarkan kapalnya di negara itu untuk mengejar berbagai kemudahan dan menghindari pajak