Pencegatan dan penahanan kapal berbendera Kepulauan Marshall oleh Angkatan Laut Iran Selasa 28 April 2015 ternyata insiden kedua di Selat Hormuz dalam waktu kurang dari seminggu.
Pada tanggal 24 April, sebuah kapal berbendera AS dicegat oleh empat kapal milik Angkatan Laut Pengawal Revolusi Iran, CNN melaporkan Kamis. Maersk Kensington sedang lewat Selat tersebut ketika dikelilingi oleh kapal-kapal Iran dan diikuti.
“Iran mengepung Kensington dan mengikuti kapal untuk beberapa lama sebelum menarik dan melepaskan diri,” kata seorang pejabat senior militer AS kepada CNN tentang insiden pada 24 April dan dikutip Business Insider.
Setelah kejadian itu, AS mengeluarkan peringatan kepada kapal-kapal yang melewati kawasan tersebut.
Selat Hormuz adalah salah satu rute transit tersibuk di dunia. Diperkirakan 17 juta barel minyak melewati selat setiap hari, sehingga menjadi chokepoint minyak terbesar di dunia. Jumlah ini setara dengan sekitar 85% dari semua minyak mentah dikirim dari Teluk Persia ke Asia.
Tidak jelas mengapa Garda Revolusi mulai melarang kapal-kapal yang melewati Selat Hormuz. Perilaku bisa menjadi reaksi Iran terhadap penyebaran kelompok kapal induk AS di lepas Yaman untuk mencegah penyelundupan senjata Iran beberapa waktu lalu.
Pada tanggal 28 April, pasukan Iran juga naik ke kapal Maersk Tigris berbendera Marshall Island. Kapal itu diarahkan menuju pelabuhan Iran Bandar Abbas, dan ditahan di sana “Awak kapal kontainer Maersk Tigris aman,” kata perusahaan pelayaran Denmark Maersk, Rabu.
Pentagon menggambarkan tindakan Iran pada Selasa sebagai “provokasi” dan “mengarahkan kapal perusak USS Farragut pesawat untuk mengamati interaksi antara kapal Maersk dan kapal penjaga pantai Iran.