
Informasi yang diperlukan untuk meng-hack drone militer ternyata tersedia secara bebas untuk umum, dalam publikasi akademik dan dokumen secara online di internet, menurut produsen pertahanan Israel.
“Satu studi seperti diterbitkan hanya sebulan sebelum Iran mengklaim menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak siluman CIA pada 2011,” kata Esti Peshin di Konferensi Operasi Cyberspace dan Intelijen Defensive di Washington DC. Peshin adalah direktur program cyber Israel Aerospace Industries.
Sebuah studi pada tahun 2011, berjudul ” The Requirements for Successful GPS Spoofing Attacks,” menjelaskan bagaimana untuk menipu sensor GPS seperti di drone dengan meniru sinyal GPS.
Peshin mengatakan, jika laporan ini sebenarnya langsung memberitahu Iran “File PDF ini pada dasarnya, cetak biru untuk hacker,” kata Peshin. “Anda dapat cari Google, hanya mencari kata kunci ‘Tippenhauer’ – maka hasil tulisan ‘UAV cyberattacks’ akan muncul pertama dan ‘UAV GPS spoofing attacks’ akan muncul di urutan ketiga”
Studi ini menjelaskan bagaimana sistem GPS sinyal palsu sehingga pesawat tak berawak akan kehilangan kemampuan untuk mengetahui posisinya.” Penelitian ini kemudian juga memberikan cara-cara untuk mencegah jenis serangan tersebut.
Para peneliti mengatakan tujuan mereka adalah untuk menunjukkan “penanggulangan-receiver berbasis efektif, yang belum diimplementasikan dalam penerima GPS standar saat ini.”
Dalam jeda waktu antara ketika studi ini diterbitkan, dan ketika produsen berhasil menerapkan perbaikan, namun, kemungkinan bahwa hacker bisa menggunakan penelitian untuk mengeksploitasi kerentanan dalam sistem drone, kata Peshin.
Sebuah penilaian dari NATO 2013 menyebutkan rinci risiko drone untuk dihack. “Pada akhir artikel, seolah-olah ini tidak cukup, mereka mendaftar beberapa UAV dan mengatakan ini berisiko daripada yang lain dengan cara,” kata Peshin.
Termasuk dalam daftar pendek adalah MQ-9 Reaper dan RQ-170 Sentinel, pesawat tak berawak yang diklaim ditembak Iran.
Iran mengklaim bahwa pada tanggal 4 Desember 2011 ini berhasil membawa turun RQ-170 Sentinel di wilayah udaranya. Meskipun keraguan beredar tentang klaim Iran sebelum kemudian Gedung Putih mengakui hal itu dan meminta drone yang akan dikembalikan.
Tapi Teheran mengatakan tidak mau mengembalikan dan pada Februari 2013, Iran merilis rekaman Sentinel yang ditangkap. Selanjutnya pada bulan Mei 2014, Iran meluncurkan apa yang diklaim adalah salinan sukses dari peawat tak berawak itu , dan pada bulan November merilis sebuah video yang menunjukkan penerbangan pertama drone tiruan itu.
Comments are closed