Pada kunjungan ke Lisbon menjelang latihan militer Trident Juncture yang akan diselenggarakan di Portugal akhir tahun ini, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengumumkan bahwa pasukan reaksi cepat atau Response Force NATO akan ditingkatkan dua kali lipat.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah mengkonfirmasi rencana NATO untuk meningkatkan Response Force dari 13.000 menjadi 30.000 dan membangun 5.000 Spearhead Force atau kekuatan kesiapan sangat tinggi sebagai bagian dari upaya organisasi untuk membangun stabilitas yang lebih. Dia menyebut apa yang terjadi di Rusia dan Timur Tengah sebagai alasan peningkatan kekuatan secara besar-besaran ini.
“Kami menghadapi lingkungan keamanan yang secara dramatis berubah di Eropa,” kata Stoltenberg katanya ketika jumpa pers dengan Menteri Portugis Negara dan Luar Negeri Rui Machete Selasa 28 April 2015 sebagaimana dilansir Sputnik.
Dia mengklaim bahwa konflik di sekitar perbatasan timur dan selatan merupakan ancaman bagi Eropa, Stoltenberg mengatakan bahwa “Di Timur, Rusia telah melanggar aturan internasional melalui tindakan agresif melawan Ukraina. Di selatan, ekstremisme dan kekerasan menyebar di Timur Tengah dan Afrika Utara. ”
“Ini adalah tentang mengatasi akar penyebab dan ketidakstabilan di Timur Tengah, Afrika Utara dan Asia.”NATO memainkan peran dalam membantu mitra untuk membangun stabilitas yang lebih baik.”
NATO pertama mengumumkan kekuatan kesiapan sangat tinggi baru atau Spearhead Force pada bulan Februari, sebuah brigade darat yang terdiri dari sekitar 5.000 tentara, dan didukung oleh dua brigade pasukan reaksi cepat atau Response Force yang berjumlah sekitar 30.000 tentara. Response Force juga akan ditingkatkan untuk kekuatan udara, laut dan pasukan khusus.