AS-Jepang Sepakati Pedoman Pertahanan Baru, Seoul Waspada

AS-Jepang Sepakati Pedoman Pertahanan Baru, Seoul Waspada

120621-N-EY938-681

Pedoman pertahanan baru AS-Jepang yang disepakati ditanggapi hati-hati oleh Korea Selatan. Berdasarkan atas pedoman baru tersebut, Jepang boleh menembak jatuh peluru kendali, yang menuju Amerika Serikat, dan memberikan bantuan kepada negara pihak ketiga, yang diserang, jika serangan tersebut dianggap sebagai ancaman bagi keamanan Jepang. Jepang juga bisa mengirim pasukan ke manapun jauh dari negaranya.

Seoul khawatir peraturan baru kerja sama pertahanan itu, yang diluncurkan pada Senin 27 April 2015, memungkinkan Jepang melaksanakan doktrin “pertahanan diri bersama” di semenanjung Korea tanpa izin.

Di Korea Selatan terdapat 28.500 tentara AS, yang turut membantu melindungi negara tersebut dari ancaman angkatan bersenjata nuklir Korea Utara. (BACA: AS SIAP GUNAKAN SENJATA NUKLIR UNTUK BELA JEPANG)

“Pemerintah mengharapkan Amerika Serikat dan Jepang untuk menerapkan cara-cara yang berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas regional, serta mempertahankan konsultasi erat dengan kami dalam masalah yang berkaitan dengan keamanan di Semenanjung Korea dan kepentingan nasional kita,” seperti dikutip dari pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pada Selasa.

Korsel menambahkan bahwa pedoman pertahanan baru Jepang-AS tersebut tampaknya telah mengambil alih kekhawatiran Seoul menjadi sebuah pertimbangan, dengan memperhatikan ketentuan mengenai penghormatan kedaulatan negara pihak ketiga.(BACA:  KARAKTER EKSPANSIF JEPANG TAK BISA DIBENDUNG LAGI)

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel menegaskan kembali bahwa persetujuan dari Seoul mutlak diperlukan untuk setiap kegiatan militer Jepang di sekitar zona perasional Korea Selatan ketika masa perang.

Jepang dan Korea Selatan adalah dua sekutu militer utama AS di Asia, namun hubungan diplomatik di antara kedua negara tersebut selalu tegang.

Hubungan tidak harmonis itu merupakan warisan pemerintahan kolonial Jepang terhadap Semenanjung Korea pada kurun waktu 1910-1945 merupakan sebuah isu kuat di Korsel, yang sangat waspada terhadap perluasan aktivitas atau lingkup tanggung jawab militer Jepang.

Hingga saat ini tidak ada reaksi segera dari Korea Utara terkait dengan pedoman baru tersebut.

Pada bulan lalu, koran utama Korut, Rodong Sinmun, memperingatkan bahwa ada upaya AS untuk memperketat cengkeramannya pada daerah Semenanjung Korea yang akan mengarahkan kepada “konflik militer dan awan gelap perlombaan senjata nuklir”.